Papua = Tanah Papua / Bangsa Papua
Tentang “Papua”, “Bangsa Papua” dan “Tanah Papua”, kita berbicara hal yang sama, yaitu wilayah pulau New Guinea dan manusia yang mendiami tanah dimaksud.
Arti pertama ialah kata “Papua” ialah “Tanah Papua”, berarti pulau New Guinea, yang saat ini terbagi ke dalam negara Papua New Guinea dan wilayah pendudukan Indonesia bernama “West Papua”. Itu panggilan yang telah disepakati oleh orang pulau New Guinea yang ada di bagian barat pulau ini.
Arti kedua ialah “Papua” ialah “bangsa Papua”, berarti manusia yang mendiami Tanah Papua atau pulau New Guinea, yaitu manusia yang mendiami pulau New Guinea dari Sorong / Raja Ampat dibagian barat sampai Samarai di bagian Timur.
Nama Tanah Papua dari Waktu ke Waktu
1. Nama “Labadios”
Pada sekitar tahun 200 M , ahli Geography bernama Claudius Ptolemaeus (Ptolamy) menyebut pulau Papua dengan nama Labadios. Sampai saat ini tak ada yang tahu, kenapa pulau Papua diberi nama Labadios.
Sumber: Suara Papua, “Papua Dari Nama ke Nama“, Oleh: Oktovianus Pogau
2. Nama “Tungki”
Sekitar akhir tahun 500 M, oleh bangsa China diberi nama Tungki. Hal ini dapat diketahui setelah mereka menemukan sebuah catatan harian seorang pengarang Tiangkok, Ghau Yu Kuan yang menggambarkan bahwa asal rempah-rempah yang mereka peroleh berasal dari Tungki, nama yang digunakan oleh para pedagang China saat itu untuk Papua.
Sumber: Suara Papua, “Papua Dari Nama ke Nama“, Oleh: Oktovianus Pogau
3. Nama “Janggi”
Selanjutnya, pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut nama Papua dengan menggunakan nama Janggi. Dalam buku Kertagama 1365 yang dikarang Pujangga Mpu Prapanca :Tugki” atau “Janggi” sesungguhnya adalah salah eja diperoleh dari pihak ketiga yaitu Pedagang Cina Chun Tjok Kwan yang dalam perjalanan dagangnya sempat menyinggahi beberapa tempat di Tidore dan Papua.
Sumber: Suara Papua, “Papua Dari Nama ke Nama“, Oleh: Oktovianus Pogau
4. Nama “Dwi Panta”
Di awal tahun 700 M, pedagang Persia dan Gujarat mulai berdatangan ke Papua, juga termasuk pedangan dari India. Tujuan mereka untuk mencari rempah-rempah di wilayah ini setelah melihat kesuksesan pedangang asal China. Para pedagang ini sebut nama Papua dengan Dwi Panta dan juga Samudranta, yang artinya Ujung Samudra dan Ujung Lautan.
Sumber: Suara Papua, “Papua Dari Nama ke Nama“, Oleh: Oktovianus Pogau
5. Nama “Wanin dan Sram”
Pada akhir tahun 1300, Kerajaan Majapahit menggunakan dua nama, yakni Wanin dan Sram. Nama Wanin, tentu tidak lain dari semenanjung Onin di daerah Fak-Fak dan Sram, ialah pulau Seram di Maluku. Ada kemungkinan, budak yang dibawa dan dipersembahkan kepada Majapahit berasal dari Onin dan yang membawanya ke sana adalah orang Seram dari Maluku, sehingga dua nama ini disebut.
Sumber: Suara Papua, “Papua Dari Nama ke Nama“, Oleh: Oktovianus Pogau
6. Nama “Nova Guinea”
Sementara dalam catatan sejarah Eropa pulau ini pertama-tama disebut dengan nama “Nova Guinea”.
7. Nama “Nederlandch Nieuw Guinea”
Kemudian disusul oleh penjajah Belanda yang memberi nama Nederlandch Niuew Guinea (The Netherlands New Guinea) atau New Guinea Barat sejak 1828.
Di tahun 1956, Belanda merubah nama dari New Guinea menjadi Nederland New Guinea. Perubahan nama kali ini bersifat politis karena Belanda tak ingin kehilangan pulau Papua dari Indonesia pada zaman itu. (Sumber: Suara Papua, “Papua Dari Nama ke Nama“, Oleh: Oktovianus Pogau)
8. Nama “Papua-Ua”
Sekitar tahun 1646, Kerajaan Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai Papa-Ua, yang sudah berubah dalam sebutan menjadi Papua. Dalam bahasa Tidore artinya tidak bergabung atau tidak bersatu (not integrated). Dalam bahasa melayu berarti berambut keriting. Memiliki pengertian lain, bahwa di pulau ini tidak terdapat seorang raja yang memerintah.
Sumber: Suara Papua, “Papua Dari Nama ke Nama“, Oleh: Oktovianus Pogau
9. Nama “Irian”
Pada tahun 1940-an pemerintah kolonial Belanda mengambil kebijakan untuk mendalami dan memberi nama wilayah dan bangsa jajahannya, dan sebagai hasilnya Frans Kaisepo selaku ketua Panitia kemudian mengambil sebuah nama dari sebuah mitos Manseren Koreri, sebuah legenda yang termahsyur dan dikenal luas oleh masyarakat luas Biak, yaitu Irian.
Dalam bahasa Biak Numfor “Iri” artinya tanah, “an” artinya panas. Dengan demikian nama Irian artinya tanah panas. Pada perkembangan selanjutnya, setelah diselidiki ternyata terdapat beberapa pengertian yang sama di tempat seperti Serui dan Merauke. Dalam bahasa Serui, “Iri” artinya tanah, “an” artinya bangsa, jadi Irian artinya Tanah bangsa, sementara dalam bahasa Merauke, “Iri” artinya ditempatkan atau diangkat tinggi, “an” artinya bangsa, jadi Irian adalah bangsa yang diangkat tinggi.
Sumber: Suara Papua, “Papua Dari Nama ke Nama“, Oleh: Oktovianus Pogau)
Kata “Irian” ini kemudian dijadikan sebuah akronim oleh NKRI, oleh jagoan akronim Indonesia bernama Sukarno. Banyak akronim buatan Sukarno dipakai di seluruh Indonesia saat ini. Dan setiap saat kita saksikan akronim selalu lahir di negara penjajah ini.
Irian yang tadinya mengandung arti bahasa daerah kini menjadi sebuah akronim: “I” iartinya “Ikut”; “R” artinya “Replubik”, “I” artinya “Indonesia, “A”, artinya “anti” dan terakhir “N” artinya “Nederland”. Momentum rekayasa nama dan drama pencabik-cabikan identitas bangsa Papua mencapai puncaknya.
10. Nama “West Irian” dan “West New Guinea”
Kemudian pada saat mentransfer kekuasaan dari kolonial Belanda kepada Indonesia, disebutkan bahwa wilayah ini disebut West New Guinea, yang menurut Belanda nasibnya akan ditentukan di kemudian hari, artinya pada waktu itu bukan bagian dari Indonesia.
Selanjutnya dalam negosiasi invasi oleh Indonesia nama pulau yang tadinya bernama West New Guinea kini disebut West Irian (Irian Barat).
11. Nama “Irian Jaya”
Setelah Irian Barat, maka Indonesia secara resmi menyebutnya Irian Jaya. Nama Irian Jaya berlaku selama lebih dari 30 tahun.
Tanggal 1 Maret 1973 sesuai dengan peraturan Nomor 5 tahun 1973 nama Irian barat resmi diganti oleh Presiden Soeharto menjadi nama Irian Jaya.
12. Nama “Papua”
Nama Irian Jaya dimaklumkan secara resmi menjadi Papua pada 1 Januari 2000, saat ini dilakukan oleh Presiden kolonial Indonesia K.H. A. Wahid di Jayapura.
Sejak itulah maka secara total nama “Irian Jaya” dimakamkan secara politik, walaupun harus menunggu pengesahan secara hukum oleh parlemen.
13. Nama “West Papua”
Adalah Dewan New Guinea atau Nieuw Guinea Raad yang memberi nama-nama berikut:
- Nama bangsa: Papua
- Nama negara: West Papua
- Nama lagu kebangsaan: Hai Tanahku Papua
- Nama Bendera: Bintang Kejora
Nama-nama yang secara hukum legal ini cukup menarik untuk disimak. Bangsa dan Tanah ini diberi nama “Papua”. Sementara negara disebut “West Papua”.
14. Nama “West Papua New Guinea”
Nama Replubik West Papua New Guinea sering digunakan oleh kelompok Michael Fernando Kareth yang memproklamirkan Negara Republic of West Papua New Guinea pada 27 November 1997 di Brussel, ibukota Belgia/ Uni Eropa. Nama lembaganya West Papua New Guinea Congress (WPNGC).
15. Nama “West Papua Melanesia”
Nama “West Papua Melanesia” sering digunakan oleh kelompok Papua Merdeka yang mendukung Proklamasi Negara Melanesia Barat yang diproklamirkan Dr Thomas Wapai Wainggai tanggal 14 Desember 1988, di lapangan Mandala, Jayapura.
16. Nama “Papua Barat” dan “Papua….lainnya”
Nama “Papua Barat” lebih cendering digunakan belakangan ini, generasi 2000-an sebagai bentuk identifikasi diri dalam menentang kolonialisme Indonesia. Organisasi seperti KNPB (Komite Nasional Papua Barat dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat adalah contoh paling jelas dalam hal ini memanggil wilayah in “Papua Barat”, bahkan bangsa Papua juga sering mereka sebut “Bangsa Papua Barat”.
Sekarang setelah pemekaran Provinsi Papua, maka ibukota Provinsi Papua Barat ialah Manokwari dan ibukota Provinsi Papua ialah Jayapura.
Ditambah lagi sejak tahun 2023 dengan provinsi yang baru lagi, dengan nama-nama baru, yaitu Provinsi Papua Pegunungan, Provinsi Saireri, Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Barat Daya, dan sebagainya.
Gambarlah Diri dalam Nama-Nama Ini
Sekarang kami ajak orang “yang ada di pulau New Guinea bagian barat” untuk menggambar dirinya sendir, mengidentifikasi diri: entah dengan menyamakan atau membedakan dirinya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
- Kalau nama wilayahnya saja sudah berjumlah 20 nama, maka nama manusianya dipanggil siapa?
- Kalau Anda sebagai orang yang tanah leluhurnya adalah di bagian barat pulau New Guinea, maka Anda menyebut diri siapa?