Gambar Diri Bangsa Papua Dicabik-Cabik Dengan Cara Memberi Banyak Nama Samaran (2)

Papua = Tanah Papua / Bangsa Papua

Tentang “Papua”, “Bangsa Papua” dan  “Tanah Papua”, kita berbicara hal yang sama, yaitu wilayah pulau New Guinea dan manusia yang mendiami tanah dimaksud.

Arti pertama ialah kata “Papua” ialah “Tanah Papua”, berarti pulau New Guinea, yang saat ini terbagi ke dalam negara Papua New Guinea dan wilayah pendudukan Indonesia bernama “West Papua”. Itu panggilan yang telah disepakati oleh orang pulau New Guinea yang ada di bagian barat pulau ini.

Arti kedua ialah “Papua” ialah “bangsa Papua”, berarti manusia yang mendiami Tanah Papua atau pulau New Guinea, yaitu manusia yang mendiami pulau New Guinea dari Sorong / Raja Ampat dibagian barat sampai Samarai di bagian Timur.

  1. Kekacauan pertama atau kerusakan atau perusakan gambar diri yang pertama ialah apakah Tanah Papua,  yang kita maksudkan hanya untuk bagian barat pulau New Guinea atau wilayah Negara West Papua, ataukah ini termasuk wilayah Negara Papua New Guinea (bagian timur pulau New Guinea), yang secara faktual, rasional dan teori adalah SATU pulau dan SATU bangsa?
  2. Kekacauan kedua atau perusakan gambar kedua ialah kata “Papua” itu sendiri tanpa “tanah” atau “bangsa”, maka apa artinya ini?  Kalau manusia nya kita sebut orang Papua atau bangsa Papua, dan tanah-nya disebut Tanah Papua. Maka “Papua” sendiri artinya melekat ke manusia atau ke wilayah? Itulah sebabnya ada nama Provinsi Papua, ada juga nama Orang Asli Papua (OAP), jadi “Papua” itu seseorang atau sesuatu, manusia atau wilayah?

Pemberian Nama-Nama kepada Tanah atau bangsa Papua untuk Merusak Gambar Diri orang Papua

1. Nama “Bumi Cenderawasih”

Nama “Bumi Cenderawasih” artinya, tempat di mana ada burung Cenderawasih, pulau di mana ada burung emas yang dalam bahasa Melayu disebut “Cenderawasih”.

Pembedaan yang perlu dilakukan di sini, atau bersifat pertanyaan ini apakah Bumi Cenderawasih sebagai julukan NKRI  untuk Tanah Papua ini ditujukan kepada provinsi Papua atau Provinsi Irian Jaya ataukah itu dimaksudkan untuk pulau New Guinea (Sorong – Samarai).

Kenyataannya yang sering dimaksud adalah “bagian barat pulau New Guinea”, yang kini terdiri dari Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat dan lainnya, yaitu wilayah bagian Barat pulau New Guinea yang kini dikuasai Indonesia.

Kalau begitu manusia-nya disebut manusia Bumi Cenderawasih, atau manusia Papua, atau orang Bumi Cenderawasih?

2. Nama “Irian Jaya”

Nama “Irian Jaya” murni nama politik, yang diberikan Presiden Indonesia Soekarno. Beliau mengatakan IRIAN artinya “Ikut republik Indonesia Anti Nederland”. Si gajo pembuat singkatan ini menambahkan kata “Jaya” di belakang kata Irian buatannya.

Walaupun dalam artikel sebelumnya disebutkan bahwa kata Irian diberikan dalam bahasa Byak, Serui dan salah satu suku di bagian Selatan West Papua yang memberikan arti kata “Irian”, yang jelas kata “Irian” telah dipolitisir menjadi nama politik wilayah pendudukan NKRI, yaitu di bagian barat pulau New Guinea, bukan nama identitas bangsa Papua seperti diartikan oleh pemberi nama IRian Frans Kaisiepo.

3. Nama “Papua”

Nama Papua juga kita soroti kembali dalam rangka menggambarkan pencobekan, pengacau-balauan, dalam rangka merusak gambar diri orang Papua dengan menggunakan kata ini.

Seperti dijelaskan di atas, kata “Papua” ini juga bukan kata asli dari salah satu bahasa yang ada di Tanah Papua, akan tetapi ia merupakan julukan yang diberikan oleh orang lain terhadap realitas identitas fisik orang yang mendiami pulau New Guinea.

Dalam hal ini, nama “Papua” diberikan bukan dalam rangka identifikasi diri, akan tetapi dalam rangka memberikan julukan, pembedaan, memberikan identitas yang berbeda dari yang memberi identitas dimaksud. Sama seperti orang Papua menyebut “Amberi” sebagai julukan dari dalam kepada orang luar, dan “Komin” sebagai sebutan indentifikasi secara ke dalam, maka kata “Papua” digunakan sebagai diferensiasi atau julukan keluar dari orang lain terhadap orang di pulau New Guinea.

Kacaunya lagi, saat ini nama “Papua” juga disebut sebagai “Tanah Papua”. Akibatnya menjadi tambah rusak gambar diri dimaksud. Papua itu nama bangsa atau nama tanah?

Tambah kacau lagi, semua orang Indonesia menyebut pulau Papua untuk merujuk kepada pulau New Guinea. Baca saja artikel. Mereka pasti katakan begini, “Pulau Papua terbagi dua, di sebelah timur ialah Negara Papua New Guinea dan disebelah Barat ialah wilayah Indonesia”.

4. Nama “Surga Kecil uang Jauth ke Bumi”

Nama “Surga kecil yang jatuh ke bumi” diberikan sama dengan nama “Bumi Cenderawasih”, yaitu Bumi Burung Emas.

Ada pandangan sangat umum, sejak purbakala, bahkan sebelum masehi-pun sudah dikenal orang luar dari pulau New Guinea, bahwa pulau ini pulau emas, taman eden, dan penuh dengan kekayaan di perut bumi.

Banyak lagu-lagu diciptakan orang Indonesia terkait West New Guinea

5. Nama “Tanah Injil”

Barangkali sebagai balasan atas julukan “Surga kecil jatuh ke bumi” tadi, orang Papua juga dengan bangganya mempromosikan katanya, Tanah Papua ialah “Tanah Injil”. Penjelasannya tidak begitu jelas, apakah yang dimaksudkan ialah

  • tanah yang dipersembahkan kepada Injil
  • tanah yang dipersiapkan untuk memberitakan Injil
  • tanah yang di dalamnya hanya Injil yang diberitakan
  • tanah milih Allah

entah apalah artinya, banyak hamba-hamba Tuhan OAP (Orang Asli Papua) menggunakan nama ini.

Nama ini kemudian dapat mengakibatkan tiga hal:

  1. Yang pertama, karena tanah ini Tanah Injil, maka manusianya ialah manusia Injili. Akibatnya, orang Papua HARUS memberitakan Injil di manapun mereka berada dan ke manapun mereka pergi. Kita perlu bertanya apakah memang orang-orang yang berasal dari tanah ini dan mendiami tanah ini memang orang-orang Injili.”
  2. Yang kedua, karena tanah ini Tanah Injil, maka yang harus dilakukan di Tanah ini ialah pemberitaan Injil. Apakah yang dibicarakan dan diberitakan di Tanah Papua ialah Injil, tidak ada berita lain. Lalu kita harus bertanya, “Mengapa justru terbalik, setiap hari kabar buruk yang keluar dari tanah Papua ke dunia?

6. Nama “Tanah Penggenapan”

Tanah Papua diberi nama “tanah penggenapan” berdasarkan Kisah Para Rasul 1:8;

Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (https://www.bible.com/id/bible/306/ACT.1.8.TB)

Ada banyak teori yang dikembangkan dunia tentang “di mana ujung bumi”. Menurut orang Papua “ujung bumi ” ialah Tanah Papua, oleh karena itu, untuk menggenapi perintah sebagaimana disampaikan dalam kutipan ayat ini, maka penggenapannya terjadi setelah Injil menjangkau Tanah Papua secara khusus dan kasasan Melanesia atau juga Pasifik Selatan secara umum.

Akibatnya dikaitkan dengan bangsa yang mendiami di Tanah ini maka, orang yang mendiami Tanah Penggenapan ialah bangsa Penggenapan. Maka diskusi terus berlanjut, apa maksud kita tentang bangsa Papua ialah bangsa penggenapan, secara teologis, secara biologis, secara sosial, secara budaya, dan bila perlu secara geneologi.

7. Nama “Tanah Papua Yesus punya!”

Nama ini juga diberitakan di atas mimbar-mimbar gereja oleh hamba-hamba Tuhan OAP. Pasti ada maksud mereka, akan tetapi saya tidak pernah mendengarkan apa maksud mereka. Yang kita bisa lakukan ialah mengkaitkannya secara rasional.

Di tanah Jawa tinggal orang Jawa. DI Tanah Papua tinggal orang Papua. Berarti di Tanah milik Yesus ada orang milik Yesus.

Secara teologis sebenarnya tidak dapat dipertanggung-jawabkan karena seluruh planet bumi bahkan jagat-raya ialah Yesus punya, dan semua umat manusia ialah Yesus punya. Mengapa hanya tanah Papua yang Yesus punya dan bangsa Papua saja yang Yesus punya.

Bisa juga kita mengartikannya secara politis.

Komentar Penutup

Dalam tulisan artikel sebelumnya dengan judul yang sama, kita telah menguraikan 16 nama yang diberikan kepada pulau New Guinea, dan secara khusus pulau New Guinea bagian barat, yang oleh Indonesia disebut Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat; dan yang pejuang Papua Merdeka menyebutkan wilayah Negara Republik West Papua, atau wilayah West Papua.

Dalam tulisan ini, dengan judul yang sama di bagian kedua ini kami lebih memfokuskan diri kepada nama-nama julukan, yang diberikan secara sosial-budaya, yang lain bermuatan politik, sedangkan lainnya kelihatan tidak dikonsepkan dengan baik, sehingga diucapkan hanya sekedar bunyi bagus.

Nah, yang harus kita sadari ialah akibat daripada nama-nama ini terhadap jatidiri, gambar diri dan harga diri orang-orang Melanesia yang hidup di pulau New Guinea bagian barat ini. Pertanyaannya:

Apa akibat dan berapa jauh daya rusak dari masing-masing nama dan julukan yang diberikan kepada pulau New Guinea bagian barat ini?

Pernahkan orang Papua menyadari bahwa identitas dirinya yang diberikan berdasar “self-identification” maupun “differentiation” yang dilakukan oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain, dengan maksud merendahkan, membela diri, menanggapi, menegasikan, dan sebagainya?

Bagaimana caranya orang Papua dapat:

  • memperbaiki gambar diri? atau
  • menggantikan gambar diri? atau
  • membuat gambar dirinya sendiri dari nol?

Semoga!

Gambar Diri Bangsa Papua Dicabik-Cabik dengan Cara Gonta-Ganti Nama Tanah Papua (1)

New Guinea Island
New Guinea Island

Papua = Tanah Papua / Bangsa Papua

Tentang “Papua”, “Bangsa Papua” dan  “Tanah Papua”, kita berbicara hal yang sama, yaitu wilayah pulau New Guinea dan manusia yang mendiami tanah dimaksud.

Arti pertama ialah kata “Papua” ialah “Tanah Papua”, berarti pulau New Guinea, yang saat ini terbagi ke dalam negara Papua New Guinea dan wilayah pendudukan Indonesia bernama “West Papua”. Itu panggilan yang telah disepakati oleh orang pulau New Guinea yang ada di bagian barat pulau ini.

Arti kedua ialah “Papua” ialah “bangsa Papua”, berarti manusia yang mendiami Tanah Papua atau pulau New Guinea, yaitu manusia yang mendiami pulau New Guinea dari Sorong / Raja Ampat dibagian barat sampai Samarai di bagian Timur.

Nama Tanah Papua dari Waktu ke Waktu

1.  Nama “Labadios”

Pada sekitar tahun 200 M , ahli Geography bernama Claudius Ptolemaeus (Ptolamy) menyebut pulau Papua dengan nama Labadios. Sampai saat ini tak ada yang tahu, kenapa pulau Papua diberi nama Labadios.

Sumber: Suara Papua, “Papua Dari Nama ke Nama“, Oleh: Oktovianus Pogau

2. Nama  “Tungki”

Sekitar akhir tahun 500 M, oleh bangsa China diberi nama Tungki. Hal ini dapat diketahui setelah mereka menemukan sebuah catatan harian seorang pengarang Tiangkok, Ghau Yu Kuan yang menggambarkan bahwa asal rempah-rempah yang mereka peroleh berasal dari Tungki, nama yang digunakan oleh para pedagang China saat itu untuk Papua.

Sumber: Suara Papua, “Papua Dari Nama ke Nama“, Oleh: Oktovianus Pogau

3. Nama “Janggi”

Selanjutnya, pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut nama Papua dengan menggunakan nama Janggi. Dalam buku Kertagama 1365 yang dikarang Pujangga Mpu Prapanca :Tugki” atau “Janggi” sesungguhnya adalah salah eja diperoleh dari pihak ketiga yaitu Pedagang Cina Chun Tjok Kwan yang dalam perjalanan dagangnya sempat menyinggahi beberapa tempat di Tidore dan Papua.

Sumber: Suara Papua, “Papua Dari Nama ke Nama“, Oleh: Oktovianus Pogau

4. Nama “Dwi Panta”

Di awal tahun 700 M, pedagang Persia dan Gujarat mulai berdatangan ke Papua, juga termasuk pedangan dari India. Tujuan mereka untuk mencari rempah-rempah di wilayah ini setelah melihat kesuksesan pedangang asal China. Para pedagang ini sebut nama Papua dengan Dwi Panta dan juga Samudranta, yang artinya Ujung Samudra dan Ujung Lautan.

Sumber: Suara Papua, “Papua Dari Nama ke Nama“, Oleh: Oktovianus Pogau

5. Nama “Wanin dan Sram”

Pada akhir tahun 1300, Kerajaan Majapahit menggunakan dua nama, yakni Wanin dan Sram. Nama Wanin, tentu tidak lain dari semenanjung Onin di daerah Fak-Fak dan Sram, ialah pulau Seram di Maluku. Ada kemungkinan, budak yang dibawa dan dipersembahkan kepada Majapahit berasal dari Onin dan yang membawanya ke sana adalah orang Seram dari Maluku, sehingga dua nama ini disebut.

Sumber: Suara Papua, “Papua Dari Nama ke Nama“, Oleh: Oktovianus Pogau

6. Nama “Nova Guinea”

Sementara dalam catatan sejarah Eropa pulau ini pertama-tama disebut dengan nama “Nova Guinea”.

7. Nama “Nederlandch Nieuw Guinea”

Kemudian disusul oleh penjajah Belanda yang memberi nama Nederlandch Niuew Guinea (The Netherlands New Guinea) atau New Guinea Barat sejak 1828.

Di tahun 1956, Belanda merubah nama dari New Guinea menjadi Nederland New Guinea. Perubahan nama kali ini bersifat politis karena Belanda tak ingin kehilangan pulau Papua dari Indonesia pada zaman itu. (Sumber: Suara Papua, “Papua Dari Nama ke Nama“, Oleh: Oktovianus Pogau)

8. Nama “Papua-Ua”

Sekitar tahun 1646, Kerajaan Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai Papa-Ua, yang sudah berubah dalam sebutan menjadi Papua. Dalam bahasa Tidore artinya tidak bergabung atau tidak bersatu (not integrated). Dalam bahasa melayu berarti berambut keriting. Memiliki pengertian lain, bahwa di pulau ini tidak terdapat seorang raja yang memerintah.

Sumber: Suara Papua, “Papua Dari Nama ke Nama“, Oleh: Oktovianus Pogau

9. Nama “Irian”

Pada tahun 1940-an pemerintah kolonial Belanda mengambil kebijakan untuk mendalami dan memberi nama wilayah dan bangsa jajahannya, dan sebagai hasilnya Frans Kaisepo selaku ketua Panitia kemudian mengambil sebuah nama dari sebuah mitos Manseren Koreri, sebuah legenda yang termahsyur dan dikenal luas oleh masyarakat luas Biak, yaitu Irian.

Dalam bahasa Biak Numfor “Iri” artinya tanah, “an” artinya panas. Dengan demikian nama Irian artinya tanah panas. Pada perkembangan selanjutnya, setelah diselidiki ternyata terdapat beberapa pengertian yang sama di tempat seperti Serui dan Merauke. Dalam bahasa Serui, “Iri” artinya tanah, “an” artinya bangsa, jadi Irian artinya Tanah bangsa, sementara dalam bahasa Merauke, “Iri” artinya ditempatkan atau diangkat tinggi, “an” artinya bangsa, jadi Irian adalah bangsa yang diangkat tinggi.

Sumber: Suara Papua, “Papua Dari Nama ke Nama“, Oleh: Oktovianus Pogau)

Kata “Irian” ini kemudian dijadikan sebuah akronim oleh NKRI, oleh jagoan akronim Indonesia bernama Sukarno. Banyak akronim buatan Sukarno dipakai di seluruh Indonesia saat ini. Dan setiap saat kita saksikan akronim selalu lahir di negara penjajah ini.

Irian yang tadinya mengandung arti bahasa daerah kini menjadi sebuah akronim: “I” iartinya “Ikut”; “R” artinya “Replubik”, “I” artinya “Indonesia, “A”, artinya “anti” dan terakhir “N” artinya “Nederland”. Momentum rekayasa nama dan drama pencabik-cabikan identitas bangsa Papua mencapai puncaknya.

10. Nama “West Irian” dan “West New Guinea”

Kemudian pada saat mentransfer kekuasaan dari kolonial Belanda kepada Indonesia, disebutkan bahwa wilayah ini disebut West New Guinea, yang menurut Belanda nasibnya akan ditentukan di kemudian hari, artinya pada waktu itu bukan bagian dari Indonesia.

Selanjutnya dalam negosiasi invasi oleh Indonesia nama pulau yang tadinya bernama West New Guinea kini disebut West Irian (Irian Barat).

11. Nama “Irian Jaya”

Setelah Irian Barat, maka Indonesia secara resmi menyebutnya Irian Jaya. Nama Irian Jaya berlaku selama lebih dari 30 tahun.

Tanggal 1 Maret 1973 sesuai dengan peraturan Nomor 5 tahun 1973 nama Irian barat resmi diganti oleh Presiden Soeharto menjadi nama Irian Jaya.

12. Nama “Papua”

Nama Irian Jaya dimaklumkan secara resmi menjadi Papua pada 1 Januari 2000, saat ini dilakukan oleh Presiden kolonial Indonesia K.H. A. Wahid di Jayapura.

Sejak itulah maka secara total nama “Irian Jaya” dimakamkan secara politik, walaupun harus menunggu pengesahan secara hukum oleh parlemen.

13. Nama “West Papua”

Adalah Dewan New Guinea atau Nieuw Guinea Raad yang memberi nama-nama berikut:

  1. Nama bangsa: Papua
  2. Nama negara: West Papua
  3. Nama lagu kebangsaan: Hai Tanahku Papua
  4. Nama Bendera: Bintang Kejora

Nama-nama yang secara hukum legal ini cukup menarik untuk disimak. Bangsa dan Tanah ini diberi nama “Papua”. Sementara negara disebut “West Papua”.

14. Nama “West Papua New Guinea”

Nama Replubik West Papua New Guinea sering digunakan oleh kelompok Michael Fernando Kareth yang memproklamirkan Negara Republic of West Papua New Guinea pada 27 November 1997 di Brussel, ibukota Belgia/ Uni Eropa. Nama lembaganya West Papua New Guinea Congress (WPNGC).

15. Nama “West Papua Melanesia”

Nama “West Papua Melanesia” sering digunakan oleh kelompok Papua Merdeka yang mendukung Proklamasi Negara Melanesia Barat yang diproklamirkan Dr Thomas Wapai Wainggai tanggal 14 Desember 1988, di lapangan Mandala, Jayapura.

16. Nama “Papua Barat” dan “Papua….lainnya”

Nama “Papua Barat” lebih cendering digunakan belakangan ini, generasi 2000-an sebagai bentuk identifikasi diri dalam menentang kolonialisme Indonesia. Organisasi seperti KNPB (Komite Nasional Papua Barat dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat adalah contoh paling jelas dalam hal ini memanggil wilayah in “Papua Barat”, bahkan bangsa Papua juga sering mereka sebut “Bangsa Papua Barat”.

Sekarang setelah pemekaran Provinsi Papua, maka ibukota Provinsi Papua Barat ialah Manokwari dan ibukota Provinsi Papua ialah Jayapura.

Ditambah lagi sejak tahun 2023 dengan provinsi yang baru lagi, dengan nama-nama baru, yaitu Provinsi Papua Pegunungan, Provinsi Saireri, Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Barat Daya, dan sebagainya.

Gambarlah Diri dalam Nama-Nama Ini

Sekarang kami ajak orang “yang ada di pulau New Guinea bagian barat” untuk menggambar dirinya sendir, mengidentifikasi diri: entah dengan menyamakan atau membedakan dirinya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

  • Kalau nama wilayahnya saja sudah berjumlah 20 nama, maka nama manusianya dipanggil siapa?
  • Kalau Anda sebagai orang yang tanah leluhurnya adalah di bagian barat pulau New Guinea, maka Anda menyebut diri siapa?