Intro
Banyak kali saya sudah salah dalam pikiran dan dalam perbuatan, yaitu saya pikir dan saya lakukan upaya-upaya mengampuni dengan tujuan untuk
- Meminta pengampunan dari Allah buat saya,
- Berharap agar orang yang saya ampuni berubah dan berbalik berbaikan dengan saya.
Tentu saja dua tujuan ini jelas-jelas salah. Alasan mengampuni bukan supaya saya diampuni, tetapi justru “karena saya sudah diampuni”. Alasan mengampuni bukan supaya orang itu berbaikan dengan saya, tetapi oleh karena saya telah berbaikan dengan dia, karena ada hasil yang saya terima tanpa dia, yang berasal dari Allah buat saya.
Alasan Mengampuni yang sesungguhnya
Ternyata alasan mengampuni yang sesungguhnya ialah karena saya sendiri telah diampuni dari segala dosa dan salah, dan telah dibebaskan dari segala upah dosa oleh karena Yesus telah lahir, menderita, mati dan bangkit dari antara orang mati, mengalahkan si “maut” dan telah naik ke surga dan telah berjanji akan datang kembali untuk menyambut kita umat-Nya yang percaya kepada-Nya.
Oleh karena saya telah dianugerahi Roh Kudus yang memampukan saya untuk harus mengampuni siapa saja, kapan saja dan di mana saja, tanpa syarat.
Dan kalau percaya kepada-Nya, maka saya percaya kepada kuasa pengampunan yang telah menghapuskan segala salah dan dosa, dan bukan dosa dan salah saya sendiri, tetapi dosa dan salah sanak-saudara, keturunan dan segenap umat manusia.
Tujuan mengampuni yang sesungguhnya
Kalau alasannya karena saya sudah diampuni, karena kami telah diampuni, maka tujuannya ialah untuk menaati perintah Tuhan, sebagai pengikut-Nya, saya harus mempratekkan apa yang diajarkan-Nya lewat perkataan dan perbuatan.
Karya terbesar yang telah Yesus lakukan di dunia ini ialah karya “pengampunan dosa”, yang dilakukan-Nya bukan karena kita layak, bukan karena kita memenuhi syarat, tetapi karena kasih-Nya yang begitu besar akan dunia ini.
Jadi, tujuan saya mengampuni ialah untuk memupuk dan memelihara hukum kasih, sebagaimana Yesus telah katakan ketika ditanyakan kepada-Nya. Mengampuni adalah bukti dari kasih, bukti ketaatan saya kepada Firman Tuhan, bukti ketaatan saya kepada perintah-perintah Tuhan, yaitu perintah yang pertama dan utama:
Matius 19:19
19:19 hormatilah ayahmu dan ibumu i dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. j ”
Matius 22:39-40
22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia 1 seperti dirimu sendiri. k 22:40 Pada kedua hukum inilah l tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Jadi, siapapun saya, apapun yang saya hadapi, kedua hukum ini tidak dapat diganggu-gugat, tidak dapat diberi alasan, “Ah, saya bisa tetapi karena dia….”, atau “Ah, sebenarnya saya sudah mengampuni, tetapi….” dan lain sebagainya.
Kalau kita lihat dalam perjanjian lama, maka tertulis
Imamat 19:18
19:18 Janganlah engkau menuntut balas, r dan janganlah menaruh dendam s terhadap orang-orang sebangsamu, t melainkan kasihilah sesamamu manusia2 u seperti dirimu sendiri; v Akulah TUHAN.
Karena itu…..
- Adalah tugas saya untuk mengampuni.
- Adalah kewajiban saya untuk mengampuni.
- Adalah bukti saya orang Kristen kalau saya mengampuni.
- Adalah pertanda bahwa saya benar-benar orang Kristen.
- Hukum Kasih ialah hukum tertinggi
- Itulah sebabnya, Bob Marley dan anaknya Ziggy Marley mengatakan “One Love – One Heart”, dan “Love is my religion” (Satu cinta, satu hati dan cinta adalah agamaku)
- Itulah sebabnya
saya harus mengampuni semua orang, setiap orang dan setiap saat, seumur hidup, karena saya juga telah diampuni atas dasar cinta-kasih.
Saya mengampuni bukan untuk merubah orangyang saya ampuni menjadi lebih baik kepada saya, menjadi bersahabat dengan saya, menjadi tidak memusuhi saya, dan sebagainya.
SAMA SEKALI TIDAK!!!
Alasan dan tujuan saya mengampuni ialah oleh karena saya telah diampuni, dan karena itu saya wajib mengampuni, kapan-pun, di mana-pun, siapa-pun, bagaimanapun juga! Tidak ada alasan! Tanpa syarat!