Banyak Insan Manusia Tersiksa, bahkan Bunuh Diri Karena Salah Pikir Cinta HANYA Didapatkan karena Diberikan Orang Lain….

Inilah riwayat hidup manusia. Tragis memang! Sudah banyak menjadi korban! Walaupun begitu manusia yang katanya sebagai makhluk paling sempurna menurut agama modern itu tidak mengenal apa yang disebut dengan cinta.Manusia selama ini selalu menyangka bahwa cinta itu hanya didapatkan karena diberikan oleh orang lain. Banyak syair, banyak puisi, banyak lagu, banyak cerita dalam bentuk novel, fiksi dan non-fiksi diceritakan tentang “cinta”, “jatuh cinta”, “putus cinta”, “cinta buta”, “cinta mati”, dan sebagainya.Dalam semua cerita itu, manusia mengajarkan kepada dirinya bahwa “cinta itu hanya didapatkan dari orang lain”, kalau tidak ada orang lain, kalau tidak diberikan orang lain, maka hidup ini menjadi tak ada artinya, dan karena itu lebih baik mati saja daripada hidup tanpa cinta.Seperti saya katakan dalam catatan sebelumnya, cinta itu bukan obyek, tidak terpisah dari diri kita. Cinta itu melekat pada kita, cinta itu kehidupan itu sendiri. Kalau ada kehidupan, maka itu adalah cinta, kalau ada manusia, maka di situ ada cinta, tidak harus diberikan, dan karena itu tidak perlu dicari.Pertanyaannya,

  • Ada di mana cinta itu?
  • Kalau cinta itu adalah kehidupan itu sendiri, kehidupan yang mana maksudnya?
  • Kalau maksudnya kehidupan yang saya hidupi ini, maka di mana persisnya?

Menurut Universal Healing Tao System (UHTS) cinta itu ada dalam emosi-emosi kita: mulai dari takut, sedih, marah, gelisah, curiga, lalu ke tenang, gembira, kasih-sayang, percaya/ yakin. Caranya kita harus tahu kunci untuk bertemu dengan semua emosi ini. Dalam UHTS dikenal ada emosi negatif, dan ada emosi positif. Negatif dan positif tidak berarti baik dan tidak baik, tetapi itu berarti keseimbangan, antara lelaki-perempuan, siang-malam, kiri-kanan, negatif-positif. Maka untuk menikmati hidup ini, menurut UHTS, kita harus belajar cara-cara untuk mencari keseimbangan-keseimbangan emosi, karena dengan emosi yang seimbang, kita menjadi manusia yang sehat rohani – jasmani, menta-spiritual.Dengan cara mengolah emosi-emosi kita inilah, kita akan menemukan cinta yang sejati, yaitu unsur ilahi, sebagai potensi dan kapasitas ilahi universal yang dimiliki sejak lahir sampai selama-lamanya, dan dapat kita “tap” ke dalamnya dan menikmatinya selama roh kita bermukim dalam tubuh kita, untuk mengolahnya dan membudi-dayakannya menjadi modal hidup kita hari ini dan hari-hari tak terhitung setelah kita meninggalkan tubuh fana ini.Untuk itulah kita dalam agama modern diajarkan untuk selalu berdoa, selau merenungkan Kitab Suci, selalu tunduk dan taat kepada ajaran agama. Tujuannya untuk menjaga agar cinta sebagai unsur ilahi itu tidak ternodai, tidak tercemar, tidak terdegradasi, tetapi menjadi dibudi-dayakan, dikembang-biakkan, dan berbuah banyak, karena dia menjadi modal penting untuk hidup kita setelah kita meninggalkan tubuh yang fana ini.Cara pertama dan paling mudah yang sering saya lakukan secara sederhana ialah

  1. Tutup mata
  2. Meletakkan kedua tangan saya di dada saya
  3. Senyum kepada kedua tangan, dan kedua bilah paru-paru dan kepada jantung di tengah
  4. Bicara kepada jantung, “Halo, apakabar…. (sebut nama Anda)… dan katakan kepada-nya, I love you, You are loved, I am love!
  5. Hormati, salut, dan bila perlu bersyukur kepada Tuhan karena ini modal pemberian Tuhan.
  6. Jangan lupa, hati adalah alat untuk berkomunikasi dengan Tuhan lewat kepala, ada corong terpasang secara alamiah dari jantung ke Tuhan lewat kepala (Cakra di kepala).

Catatan: Pada saat meletakkan tangan di dada, jangan menyentuh tangan ke dada, tetapi hanya dengan jarak beberapa centimeter. Anda akan merasakan secara energi bahwa tangan yang tidak menyentuh dada secara fisik itu ternyata secara energi mereka sudah terhubung. Anda akan merasakannya, karena itu realitas alamiah.

Sumber: Facebook.com