Teori Evolusi dan Evolusi Pemikiran Manusia OAP Sampai di Tingkatan Mana?

Catatan Lepas

Manusia yang mulanya hanya berbahasa secara terbatas, malahan bukan berbahasa tetapi sekadar mengeluarkan bunyi pertanda bahaya, gembira, mencari, dan sebagainya. Mulanya ia belum berpikir dengan nalar apalagi rasio. Lalu lama-kelamaan, manusia mengalami evolusi biologis, dan kemudian menghasilkan pemikiran-pemikirannya seperti seorang anak kecil berusaha memahami tanda-tanda dan lambang yang disampaikan atau memberikan reaksi terhadap lingkungannya dengan tersenyum, tertawa, kaget, atau menangis. Ia mulai memahami pesanpesan alam semesta dan pesan-pesan sesama manusia tetapi tidak dapat mengatakan dan menjelaskan pesan-pesan dimaksud dalam bahasa manusia seperti masa kini. Ia menjelaskannya, tetapi hanya sebatas tanda-tanda atau kode-kode, sebatas bunyi dan suara, bukan kata-kata atau kalimat.

Pada akhirnya, manusia tiba kepada pembentukan bahasa dan penalaran, sama seperti perkembangan bahasa seorang bayi menjadi anak kecil, remaja, pemuda, dan akhirnya dewasa.12 Saat manusia mulai berbahasa, ia mengembangkan mengkomunikasikan pemikiran dan perasaan dan sejalan dengan evolusi pemikiran itu bahasa manusia mengalami evolusi pula, sejalan dengan perkembangan pemikiran manusia.

Setelah terjadi evolusi biologi mencapai tingkat kematangan, maka manusia mulai mengajarkan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini diatur oleh makhluk lain, yang mahakuasa. Pandangan seperti ini muncul dari penglihatan nenek moyang tentang masa es (“Ice Age”). Berbagai kegiatan gempa tektonik dan letusan Bumi secara besar-besaran dilihat sebagai sesuatu yang terjadi karena dan oleh oknum di luar pemahaman dan kekuasaan manusia. Mereka sebut ia pencipta di balik sana yang mahadahsyat, atau makhluk ilahi yang mahakuasa. Jadi, sebelum fenomena di luar logika manusia waktu itu, mereka tidak tahu kalau ada pihak lain di luar dari makhluk manusia dan sesama makhluk lainnya yang ada di Bumi. Mereka menyadari betapa guncangnya Bumi ini dan betapa dahsyatnya guncangan dan perubahan itu sehingga mereka berkesimpulan pasti ada pihak lain di luar, di atas, yang lebih dahsyat dan lebih berkuasa daripada manusia. (Catatan Lepas ini saya dapatkan dari seorang sahahat, saya tidak tahu ini bagian dari sebuah paper, artikel atau buku)

Ini tiga paragraph dari buku yang saya temukan hari ini, kebetulan saya berkesempatan dikirimkan email untuk memberikan komentar saya. Saya sudah meminta dan mendapatkan izin untuk mem-post tiga paragraph ini di blog ini.

Kata-Kata Powes Parkop di Port Moresby: Pemikiran OAP Masih Sangat Dasar

Teman saya sempat membaca catatan lepas dari mana sumbernya saya lupa, tetapi masih ingat intisari pembicaraan antara seorang West Papua dengan  Powes Parkop, Gubernur National Capital District (NCD) atau DKI Port Moresby di Papua New Guinea. Pembicaraan tentang pembangunan manusia Papua disinggung dalam diskusi dan Powes secara lantang menyatakan seperti ini, (kalimat diucapkan menurut yang dipahami)

Pemikiran OAP belum tiba ke tingkat yang kompleks, belum tiba ke abtraksi-abtraksi yang kompleks. OAP masih berpikiran sangat sederhana, sangat dasar. OAP tidak berpikir tentang tahun depan, jangankan 5 tahun depan. Maish sangat berorientasi ke kegiatan fisik, jadi mari kita rencanakan kegiatan-kegiatan yang berbasis kepada kegiatan fisik.

Parkopi kemudian melanjutkan bahwa konsep pembangunan yang berbasis sosial-kemasyarakatan telah gagal total di Papua New Guinea, dan oleh karena itu harus dipikirkan pembangunan yang berbasiskan individualisme.

Renungan Saya

Saya baca catatan lepas di atas berulang-ulang, dan berulang-ulang lagi, sampai sebentar pun saya akan baca ulang. Sambil membaca saya juga membandingkan dengan cara saya berpikir, cara saya memahami, dan cara saya mencerta apa yang saya baca, kemudian saya mencoba menonton tindak-lanjut dalam pemikiran saya dari bacaan dimaksud.

Saya juga berusaha melawan alasan dan rasionalisasi yang dilakukan oleh Powes Parkop terhadap diri saya sendiri. Memang apa yang dikatakan Parkop ini secara otomatis mendapat reaksi cepat untuk melawan dan membantah, tanpa saya berpikir, dia muncul sendiri, mulai dari irama saya membaca, raut muka saya juga berubah. Saya membaca ulang, tetapi reaksi tetap sama, ada perlawanan yang terjadi.

Itu pertanda bahwa saya tidak setuju dengan apa yang dikatakan Parkop. Pertanyaannya, “Apakah yang sedang terjadi?” Apakah yang dikatakan Parkopi itu realitas kondisi saya?

Kesimpulan Saya sebagai pertanyaan

Dari dua catatan di atas saya mau mengusulkan dua kesimpulan sementara kepada semua OAP di manapun Anda berada

  1. Apakah evolusi OAP belum sempurna, belum bisa berpikir yang konseptual, masih reaksional, emosional, dan seasonal? Itukah sebabnya OAP selalu berfikir, berkata dan bersikap “emosional”, karena hilang akal maka emosi yang mendominasi?
  2. Apa yang OAP harus lakukan untuk menunjukkan diri sebagai  manusia yang sudah ber-evolusi penuh, sama dengan manusia lain di mana-mana di dunia?

Yikwanak Kole: Dunia adalah Ciptaan-mu, jangan tolak ke pihak lain…

Dunia ini adalah Ciptaan mu sendiri, baik, tidak baik, enak, tidak enak, semuanya….

Tugasku dan tugasmu bukan menjadi penyidik, pemeriksa, penilai, apalagi hakim dan jaksa atasnya, tetapi menjadi penonton setia, yang, menyaksikannya datang dan pergi, tanpa anda dan saya buat apa-apapun, berpikir-pun tidak.

<Jhon Yonathan Kwano>

Menipu = Perbedaan Antara yang Dikatakan dan Realitas yang Ada/ yang Dilakukan

Tindak-lanjut dari catatan sebelumnya, tentang topik ini, saya, Yikwanak.com Kole, atas nama kalian Yikwanak.com mengatakan bahwa “tipu”, atau “dusta” ialah

Perbedaan Antara yang Dikatakan dan Realitas yang Ada/ yang Dilakukan

Entah perbedaan itu besar atau kecil, entah berat atau tidak, pokoknya ada perbedaan, maka itulah “tipu”.

Biarpun dengan niat baik, dengan tujuan baik, tipu tetap-lah tipu. Menurut filsafat hidup orang Melanesia, di mana Yikwanak.com dilahirkan, hukuman dari “menipu” ialah “tidak dipercaya seumur hdup”.

Apa yang terjadi dengan banyak Yiwkanak.com hari ini? Yang tipu-tipu rakyat di Pilkada dan Pemulikada dan di mimbar-mimbar? Saya mewakili Yikwanak.com juga malu, karena itu saya mengaju secara jujur, mewakili kalian semua.

Does hiding a truth constitute lying?

PENJELASAN AWAL

Saudara-saudara keluarga besar Yikwanak.com di manapun Anda berada. Ada pelajaran penting yang saya dapat hari ini tanggal 6 November 2018. Pada hari ini saya sedang membuat teman-teman WordPress untuk kepentingan pribadi.

Tema-tema yang saya kembangkan punya beberapa tambahan yang saya mau lakukan, yang sering saya dapati di Internet, khususnya di situs stackoverflow.com, akan tetapi kali ini agak sulit saya dapatkan.

Saya sedang cari script .php yang bisa membantu saya menampilkan “Popular Posts dari Kategori yang sedang saya lihat”, atau dengan kata lain “Popular Posts in This Category”.  Saya sudah lama punya satu script, tetapi begitu WordPress diupgrade, maka sudah tidak dapat saya gunakan lagi.

Tema yang sedang saya kembangkan saya sebut “Twodder Hybrid“, silahkan simak penjelasan saya tentang tema ini di link ini.

Sesampai di stackoverflow.com, saya tidak mendapatkan jawaban persis seperti yang saya inginkan. Maka saya cari link lain di sisi kanan atas, juga tidak ada, maka saya cari topik di bagian bawah, yang sebenarnya bukan bagian dari JS atau CSS atau WordPress juga tidak terkait. Tetapi di situ ada topik-topik umum yang sreing ditanyakan. Dan kagetnya, judul ini “Does hiding a truth constitute lying?” adalah yang pertama terdaftar dalam bilik ini.

Saya jadi tertarik, lupakan sebentar script untuk tema WordPress karena tema yang ada ini lebih penting buat hidup saya hari ini dan hidup saya setelah saya ada di alam baka.

PERTANYAAN

Tulisan itu berlanjut di bawah, maaf saya coba terjemahkan untuk mempermudah pembacaan saya juga:

I am expected to tell the truth if asked. But sometimes I hide the truth. For example once , although I have diabetes, I ate sweet in a shop and then I withdrew money from atm. My wife called me and asked me what am I doing outside ? I said I am withdrawing money from ATM. I deliberately did not tell her that I primarily came out to eat sweets.

If a person hides a truth for his profit then does it constitute lying ? <https://philosophy.stackexchange.com/questions/56836/does-hiding-a-truth-constitute-lying>

Artinya: Saya diharapkan menjawab yang benar saat ditanya. Tetapi kadangkala saya sembunyikan yang sebenarnya. Misalnya, sekali waktu, walaupun saya terkena penyakit diabetes, saya sampaikan makan gula-gula di satu toko dan kemudian saya tarik uang dari atm. Isteri saya panggil saya dan tanya saya sedang apa di luar sana? Saya sedang tarik uang dari ATM. Saya dengan sengaja tidak beritahu dia bahwa tujuan utama saya keluar kemari adalah untuk makan gula-gula.

Bila seseorang menyembunyikan kebenaran untuk keuntungannya sendiri, apakah ini sudah termasuk dosa?

TANGGAPAN

  • This is usually called lying by ommission – Cedric Martens 5 hours ago
  • I am expected to tell the truth if asked. Expected by whom? Yourself? If so, then you must always be true to yourself. By your wife? If she’s as vital to you as you are to yourself, then you must be true to her as well. This may mean that you will have to stop eating things that harm your health 😉 – Bread 4 hours ago
  • Deliberately choosing to misunderstand a question so your answer is more favorable to yourself is unethical, yes, whether or not it is technically lying. – ESR 1 hour ago

Tanggapan ini mengatakan sebagai berikut

  • Ini biasanya disebut menipu dengan menghilangkan. – Cedric Martens 5 hours ago
  • Saya diharapkan beritahu yang benar kalau ditanya. Diharapkan oleh siapa? Olehmu sendiri? Kalau begitu, anda seharusnya berbuat benar kepada diri sendiri. Oleh isteri anda? Jika dia (isterimu) sama penting dengan anda menganggap dirimu sendiri, maka anda seharusnya berbicara benar kepadanya juga. Ini bisa berarti bahwa anda harus berhenti makan gula-gula yang akibatnya merusak kesehatanmu sendiri.
  • Dengan sengaja memilih untuk salah paham atas sebuah pertanyaan sehingga jawaban anda lebih condong kepada dirimu sendiri itu tidak etis, benar demikian, entah apakah secara teknis anda sedang menipu.

JAWABAN www.yikwanak.com:

Jawaban Yikwanak.com Kole ialah bahwa jelas ini tipu, pertama menipu diri sendiri, dan kedua menipu sesama, dalam hal ini menipu isteri. Secara awam kita sebut dosa putih dan dosa hitam, dosa kecil dan dosa besar, dosa untuk kebaikan, dan dosa untuk kepentingan bersama. Semuanya tipu.

Menurut Yiwakanak.com Kole, ini penipuan paling parah, karena sang suami berani menipu dirinya sendiri, dia terkena penyakit tetapi dia menipu isterinya untuk makan gula-gula. Saya harap saya tidak begitu, dan saya mengundang semua YIkwanak.com di luar sana tidak menipu diri sendiri, sama seperti orang ini.

Kami juga mengundang Anda, ya benar, Anda yang membaca tulisan ini, “Berhenti Menipu Diri Sendiri!” karena dengan demikian semua penipuan di muka Bumi akan lenyap.

Ingat, “Iblis adalah bapa segala pendusa!”:

 Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta (Alkitab Perjanjian Baru,Injil Yonanes 6:44)

 

Niat Baik Sering Disampaikan dengan Cara yang Justru Menjadi Bumerang Bagi Niat Baik itu Sendiri

Kisah ini mengajarkan kepada saya bahwa tidak semua niat baik itu akan dipuji orang lain, dan tidak semua niat baik itu dapat diwujudkan dengan cara-cara yang baik pula.

Ada banyak niat baik yang sering diwujudkan dengan cara-cara yang tidak tepat akibatnya malahan menjadi bumerang bagi niat kita itu sendiri.Dan ada banyak niat baik yang tidak dipuji, tetapi diremehkan, dan bahkan dicaci dan ditolak.

Oleh karena itu, kita hraus belajar dan terus belajar, sampai di alam sebelah-pun kita terus belajar!