Sebuah “? ” dalam proses menuju negara merdeka

Perjuangan menentukan nasib sendiri dan perjuangan merebut hak politik suatu bangsa, dapat diraih bukan diberikan (Markus Medlama)

Pengantar

Bertanya merupakan tingkatan kesadaran yang tertinggi, dengan bertanya menemukan jawaban, dan ketika bertanya pula akan menemukan bentuk baru dari yang sebelumnya. Kita sebagai mahkluk yang sadar, perlu dan sangat penting, bertanya untuk menemukan suatu bentuk.

Tanya (?)

Perjuangan menentukan nasib sendiri dan perjuangan merebut hak politik suatu bangsa, dapat diraih bukan diberikan, sebab pada dasarnya, penentuan nasib sendiri dan perjuangan merebut hak-hak suatu bangsa dalam jajahan adalah suatu usaha orang yang dijajah bukan hasil pemberian pihak lain yang merasa simpati.

Konteks Papua, wilayah ini memiliki sejarah panjang sehubungan dengan terbentuknya peradaban dan ideologi, munculah sebuah tanya, dalam perjalanan menuju negara West Papua yang merdeka, konsep negara apa yang akan digunakan?
1.Sosialisme
2.Agamis
3.Komunis
4.Nasionalis
5.Demokrasi,
6.Liberal
7.Demokrasi kesukuan
8.Kerajaan
9.
Atau konsep lainya…?
Setiap konsep negara memiliki implikasi langsung terhadap rakyat.
Saya, coba bertanya sambil berefleksi, mengapa konsep nasakom oleh Sukarno saat awal kemerdekaan Indonesia yang dianggap sebagai tantangan oleh blok barat saat itu, dan akhirnya dengan kepentingan negara imperialis pula nasakom tidak dapat terealisasi di indonesia. Ide Sukarno yang ingin menggabungkan kepentingan rakyatnya. Kemudian muncul tanya.
Mungkinkah, di sebuah negara memiliki konsep negara bersifat front ( persatuan ) dalam perbedaan ideologi? Lagi, saya bertanya, mungkinkah sosialisme dapat dibangun di masa modern saat ini? Sedangkan, manusia sedang dan terus dikendalikan oleh kapitalisme? Atau, Dan apakah, demokrasi itu kalau sosialisme tidak menghendaki kapitalisme? Ini paradox..

Kembali pada Papua

Perkembangan manusia Papua, dapat dilihat dari beberapa tahap, dan pada tahap-tahap ini saya tidak ingin membuat pengelompokan, sebab ada pro kontra, misal, penggunaan kata “Primitif”. Jadi, yang jelas bahwa manusia Papua melalui beberapa proses perkembangan kesadaran, dan sumbernya dari luar dan dalam, dari luar seperti pengaruh penyebaran agama, pengaruh modernitas barat, pengaruh ekonomi, budaya luar dan lainya yang berdampak pada pembangunan kesadaran atau pengetahuan bahkan kebiasaan hidup yang tergantikan atau terjadi perpindahan. Orang papua mengenal pandangan-pandangan baru , dan sedang ada papa pendirian ,Baik itu menjadi agamis maupun nasionalis.
Pertanyaan selanjutnya, konsep negara apa yang cocok bagi Papua?
Sedangkan, sejauh ini belum ada faksi gerakan perjuangan yang dengan tegas menawarkan konsep negara?
Apakah, setelah merdeka ,baru kita duduk bersama memikirkan konsep negara?
_____________
Pergumulan berat ini harus kita gumuli dalam kerja bersama , melihat kepentingan bersama sebagai jalan tengah .
Kalau kita tidak mempersoalkan hal ini, maka kita pun tidak sedang mempersiapkan diri dalam menyambut negara merdeka .
_____________
Suara tanya (?)
Oleh: Pdt. Markus Medlama
Citizen Journal
Seorang warga Papua.

 Length: [463] words.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Situs Anaknya Perempuan Yikwa