All posts by yikwainak
Fear NOT OF Man – Jangan Takut kepada Manusia! Amsal 29:25
Renungan Alkitab hari ini tanggal 8 Januari 2022 mengatakan, “The fear of man bringeth a snare, but whoso putteth his trust in the LORD shall be safe”. Dalam versi Melayu Indonesia mengatakan sebagai berikut:
Takut kepada orang mendatangkan jerat,
tetapi siapa percaya kepada TUHAN, dilindungi. (Amsal 29:25)
Rasa takut atau ketakutan tidak berasal dari Allah. Rasa takut ialah alat yang digunakan musuh kita yang dirancang secara khusus untuk menggangu-mu dari fokus kepada Allah. Allah mengisi hati kita dengan damai dan kasih, dan dengan demikian rasa takut tidak biasa hadir saat damai dan kasih hadir.
Itulah sebabnya kita harus menaruh percaya kepada Allah; kaena tuntunan-Nya tidak akan memberi kita alasan apapun untuk merasa takut.
Doa:
Ya, Allah, saya berterimakasih bahwa saya tidak punya alasan apa-apa untuk takut atau gentar, karena ada damai sejahtera ada padaku. Kasih-Mu menghibur aku. Terimakasih Tuhan, atas tuntunan-Mu ke jalan di mana aku mendapatkan keyakinan sehingga ketakutan tidak dapat hadir. Saya tidak perlu kautir sama sekali saat hidupku ada dalam tangan-Mu, Tuhan. Dalam nama Yesus saya berdoa. Amin.
Catatan untuk bangsa Papua dan Ras Melanesia
Rasa takut atau ketakutan telah menghantui kehidupan orang Papua atau bangsa Papua dan juga seluruh masyarakat Melanesia begitu lama. Kita takut bertindak salah. Kita takut berkata salah. Kita takut mengambil keputusan ini dan itu. Di atas mimbar kita takut berbicara kebenaran! Kita takut mendoakan penderitaan rakyat Papua karena takut dicap pendukung OPM atau Papua Merdeka! Kita takut berdoa untuk para pengungsi yang jumlahnya ratusan ribu di hutan-hutan New Guinea di West Papua maupun di Papua New Guinea.
Gubernur Lukas Enembe dan seluruh gubernur sebelumnya, dan semua bupati di Tanah Papua takut bicara dengan jujur karena takut jabatannya dicopot, takut ditembak. Banyak orang Papua juga takut. Perdana Menteri Papua New Guinea takut bicara tentang West Papua karena ditekan oleh agen-agen NKRI yang beroperasi di Papua New Guinea. Solomon Islands menjadi takut mendukung Papua Merdeka karena disogok habis-habisan. Fiji menghindar berbicara tentang West Papua karena takut hubungan ekonomi dan pembangunan menjadi terganggu.
Kalau kita menjadikan “rasa takut” atau “ketakutan” sebagai fondasi berpikir dan bertindak kita, maka kita harus pasti dan dengan demikian harus mengaku bahwa “Roh Allah tidak ada di dalam kita”, dan dengan demikian “Yesus Kristus tidak ada di dalam kita!”, yang artinya kita bukan orang Kristen.
Kalau Raja Damai ada di dalam kita, maka rasa damai dan kebenaranian yang memerintah, bukan sebaliknya.
Pengalaman dalam Resolusi Setiap Menyambut Tahun Baru
Pembuka
Istilah tahun baru mulai saya dengar pada saat saya ada di Sekola Pendidikan Pertama (SMP) di Sentani pada tahun 1981, yaitu 31 Desember 1980 menjelang 1 Januari 1981.
Kami dikirim dari kampung untuk menempuh pendidikan setelah menamatkan Sekolah Dasar di kampung. Sebagai orang pedalaman, di Wamena waktu itu SMP hanya ada di Tiom, Bokondini dan Wamena, dan ketiga tempat inipun jauh dari kampung saya.
Ditambah lagi, untuk menuju ke ketiga tempat ini membutuhkan banyak persiapan seperti rumah/ asrama, biaya makan, seragam, pengenalan tempat, dan sebagainya. Sementara misionaris telah mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan ini di Sentani. Oleh karena itu kami dikirim ke Sentani.
Pengalaman Resolusi Tahun Baru
Pada waktu di Asrama, masih di SMP kelas satu, kami diajak oleh Kepala Asrama, untuk duduk, dan membaca Firman Allah. Begitu tepat jam 12:00 pagi hari, kami selalu menutup tahun dengan doa-doa.
Hal yang sangat melekat dalam ingatan saya ialah pengakuan dosa-dosa yang selalu terjadi pada akhir tahun. Pada saat di asrama, kami sering dikunjungi para tokoh gereja, gembala-gembala dan juga para mahasiswa yang kuliah di Sekolah Teologia di Jawa, datang dalam rangka pulang ke tempat asal kami. Saat mereka kebetulan ada di Sentani, maka satu-satunya tempat mereka menghabiskan waktu-waktu adalah di Asrama kami.
Dengan kedatangan mereka, selalu ada ibadah, lagu-lagu baru diajarkan dan juga dilakukan berbagai macam teknik dalam ritual menutup tahun lama dan membuka lembaran hidup dalam tahun baru.
Saya masih ingat, sesekal kami duduk dalam kelompok-kelompok kecil, dan kami mengaku hal-hal yang kami anggap sebagai salah dan dosa yang kami lakukan di tahun berjalan. Sesekali, kami tidak mengaku terbuka, tetapi disuruh menulis di kertas secara sembunyi-sembunyi.
Hasil dari pengakuan-pengakuan itu, ada yang dibuang ke dalam api yang menyala-nyala, dengan doa-doa pelepasan, kamipun melemparkan kertas-kertas pengakuan ke dalam api. Di lain waktu kami kumpulkan dan hamba Tuhan mendoakan catatan-catatan dimaksud, kemudian hamba Tuhan membakarnya. Di waktu yang lain bukan dibakar, tetapi dibuang ke dalam kali, atau ke dalam laut atau danau. Ada juga pernah kami menggali tanah dan menguburkannya di dalam tanah, lalu kami menanam kepala atau pohon di halaman belakang rumah.
Pada tahun 2021 lalu, kami tidak melakukan semuanya ini. Saya katakan kepada sanak-keluarga yang ada, bahwa kami tidak usah mengingat dan menceritakan dosa atau salah. Kami mendoakan Tuhan mengampuni kami semua tanpa menyebutkan satu per satu, karena dengan menyebut-nyebut mereka, memori kita mengingat kembali, sepertinya kita menyegarkan ingatan kita dan itu tidak membantu kita dalam melupakan apa yang telah terjadi di masa yang telah lewat.
Memasuki tahun 2022 ini yang kami lakukan ialah memegant tangan satu per satu sambil berdiri dan mengeluarkan pernyataan-pertanyaan yang disebut sebagai resolusi atau deklarasi untuk tahun 2022 ini. Deklarasi atau resolusi dimaksud diucapkan oleh yang bersangkutan, dan disusul secara bersama dengan suara keras oleh semua yang bergandengan-tangan dan berdiri bersama.
Dasar pemikirannya ialah bahwa kita tidah perlu lagi membahas dan menceritakan apa yang salah di masa lalu. Akan tetapi kita perlu mengucapkan dalam kata-kata apa yang kita inginkan agar terjadi atau kami lakukan atau Tuhan tolong untuk terjadi di tahun 2022.
Saya berkesempatan pertama untuk mengatakan. Dan saya katakan sebagai berikut
1. Saya berdoa, kiranya pada tahun 2022 ini, saya akan berpuasa dua hari dalam seminggu;
2. Tujuan saya berdoa dan berpuasa ialah agar United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) mendapatkan status anggota penuh dalam ULMWP tahun 2022 ini.
Setelah itu, sanak-keluarga lain-pun menyusul mengucapkan apa yang mereka ingin capai di tahun 2022 ini.
Penutup
Apapun resolusi kita, bagaimanapun caranya kita lakukan, itu tidaklah penting.
Tanggal baru atau tahun baru atau tahun lama, juga tidak terlalu penting. Toh tahun dan tanggal faktanya tidak pernah menua dan tidak pernah pergi dan tahun baru tidak pernah datang. Kalender hanyalah ciptaan manusia, musim dan waktu-lah yang diciptakan Allah.
Oleh karena itu, apapun yang terjadi tidaklah menjadi masalah.
Yang terpenting ialah kita “mengucapkan” dengan suara apa yang kita inginkan, dalam sikap doa kepada Allah, dikuatkan terus-menerus, karena dunia ini diciptakan ketika Allah berfirman. Tanpa Allah berfirman, segala-sesuatu belum terjadi. Hanya saat keluar Firman-Nya, maka semuanya telah terjadi.
Setiap saat, bukan dalam tahun baru saja, mari kita ucapkan kata-kata yang baik yang positif, yang memajukan, yang membangun, yang membawa kemenangan, sehingga kita hidup dari kemenangan kepada kemenangan, dan hidup kita memulikan Allah.
Semoga Andapun telah membuat resolusi untuk tahun 2022 ini. Kalau belum, saya persilakan Anda membuatnya. Karena segala-seautau akan tercipta dalam kehidupan, ti tahun 2022 ini saat kita berfirman. Kita sebagai anak-anak Allah memiliki kuasa untuk mengkleim kemenangan, berkat, keberhasilan, kebahagiaan, kekayaan, keberuntungan, dan hal-hal yang baik menimpa diri kita.
Salam Damai Natal buat org Indonesia! Yesus memberkati kita semua!
Hai bangsa Indonesia, Terimalah:
“Salam Damai Natal buat org Indonesia! Dari Medan Perjuangan Papua Merdeka! Yesus memberkati kita semua!”
Intro
Ini bukan karena kehebatan saya! Bukan bukti kerohanian saya! Bukan juga karena saya menyesali melawan NKRI! Apalagi menyerah kepada pendudukan, kebiadaban dan kejahatan NKRI atas tanah Papua dan bangsa Papua. Ini hal yang tidak dapat ditukar-tambah dengan apa-apapun juga.
Hal ini saya lakukan karena saya diperintahkan oleh Panglima Revolusi Mahatinggi semesta alam sepanjang masa, yang hari kelahiran-Nya diperingati hari ini, 25 Desember 2021.
Hal ini saya lakukan karena perintah adalah perintah! Dia satu arah! Dari atas ke bawah! dan Tidak boleh saya bantah dengan alasan apapun!
Salam Damai buat NKRI dan Orang Indonesia
Saya berdoa, dari lubuk hati yang paling dalam, agar NKRI dan orang Indonesia mengalami kedamaian sejati dan abadi.
Saya berdoa, agar semua orang Indonesia, dari Sabang sampai Amboina, semuanya, tanpa terkecuali, menjadi orang-orang yang percaya kepada Yesus. Saya berdoa, agar Indonesia menjadi Negara Mayoritas Kristen terbesar di dunia di waktu Khairos Allah nanti.
SAya berdoa, dalam nama Yesus, Raja Damai, bahwa jalan untuk menuju Indonesia merdeka di dalam Yesus Kristus, menjadi Negara Kristen terbesar di luar Eropa dan Amerika ialah dengan cara memberikan kemerdekaan kepada bangsa Papua, Negara West Papua secara rela dan gentlemen.
- Dalam nama Yesus saya mengampuni semua orang Indonesia yang memanggil bangsa dan rasku “Monyet”, “Kera”, “Anjing”, “Babi”, “Primitif”, “kolot”, dan sebagainya, yang jelas-jelas merendahkan martabat saya sebagai makhluk ciptaan Allah menurut gambar dan rupa-Nya sendiri;
- Dalam nama Yesus saya mengampuni semua orang Indonesia yang pernah memaki-maki ayahku yang adalah seorang gembala sebagai, “Gembala babi kau!”, “Gembala apa-apa kambing kau!”, “Gembala babi liar kau!”, yang saya sendiri dengarkan waktu itu, tahun 1979, di tempat kelahiran saya sendiri.
- Dalam nama Yesus, saya mengampuni semua orang Indonesia yang secara langsung dan secara tidak langsung telah membunuh sanak-keluarga sedarah-dagingku, yang membunuh kaum, suku dan bangsaku, yang saat ini sedang beroperasi di Ndugama, Intan Jaya, Timika, Yahukimo, Pegunungan Bintang dan tempat-tempat lainnya di seluruh West Papua dan Papua New Guinea;
- Dalam nama Yesus, saya mengampuni Jenderal TNI Andika Perkasa, Panglima TNI hari ini, di mana tanganmu berlumuran darah Orang Asli Papua, terutama Alm. Dortheys Hiyo Eluay, Ondofolo Sereh, Suku Sentani, Port Numbay.
- Dalam nama Yesus saya ampuni semua pembunuh orang Papua, di desa-desa, di kota-kota, baik ibu dan anak atau lelaki dan perempuan, baik yang ketahuan maupun yang tersembunyi, terutama pembunuhan hamba-hamba Tuhan dan bayi-bayi yang tidak tahu-menahu tentang Papua Merdeka.
- Dalam nama Yesus saya mengampuni orang Indonesia karena kalian telah menganggap West Papua adalah tanah Melayu, orang Papua adalah keturunan Melayu dan maka adalah orang Indonesia.
- Dalam nama Yesus saya mengampuni Ali Murtopo, yang tahun 1961-3 mengatakan kepada orang tua saya bahwa ia hanya butuh tanah, kalau orang Papua mau bikin negara mintakan Amerika supaya mengirim orang Papua ke planet baru atau mintakan Tuhan ciptakan pulau baru di pasififik. Ya, saya mengampuni-mu, Ali Murtopo.
- Dalam nama Yesus saya ampuni semua orang Indonesia, orang Kristen ataupun orang beragama lain, masyarakat biasa maupun pejabat negara, pegawai maupun petani, lelaki dan perempuan, kecil-besar, kaya-miskin, semuanya. Biarlah sekalian orang Indonesia sadar dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat!
Doa pengampunan yang saya sampaikan ini bukan karena saya menjadi orang baik! Bukan juga agar supaya orang Indonesia dan NKRI tetap tinggal di Indonesia. Tidak dengan alasan agar orang Indonesia meneruskan pendudukannya dan kejahatannya atas tanah dan bangsa Papua. Sama seklai tidak1
Malahan sebaliknya…..
NKRI dan Orang Indonesia Angkat Kaki dari Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi
Saya mengampuni kalian semua orang Indonesia dan negara kalian NKRI bukan supaya kalian tetap tinggal di Tanah Papua, menjajah bangsa Papua, meneror, mengintimidasi, menyiksa, memenjarakan, mengejar, bahkan membunuh orang pemilik Tanah Papua, surga kecil yang jatuh ke Bumi.
Bukan! Tidak! Sama sekali itu bukan!
Tujuan saya ialah saya melakukan perintah Allah supaya saya sebagai orang Kristen harus saya ampuni.
Tujuan saya ialah menyambut Raja Damai yang lahir hari ini dengan menghadirkan kedamaian dalam diriku sendiri!
Tujuan saya karena saya mau ke sorga! Untuk itu saya harus menaati perintah Tuhan Yesus saya, yang kelahiran-Nya dirayakan hari ini, yang telah lahir dan akan datang kembali memerintah semesta alam sepanjang masa sebagai Raja Damai.
Kalau orang Indoneia mau diberkati!
Kalau NKRI mau diberkati!
maka saya mau terus-terang, jalan satu-satunya ialah “Meninggalkan Tanah Papua” dan “mengakui kemerdekaan bangsa Papua”, karena sumber berkat bagi NKRI dan orang Indonesia berada dalam West Papua yang merdeka dan berdaulat di luar NKRI, bukan West Papua yang ada di dalam pendudukan dan penjajahan NKRI.
Alasannya jelas:
- Bangsa Papua dan bangsa Indonesia diciptakan Allah berbeda;
- Tanah Papua dan tanah Melayu diciptakan berbeda, tidak menyatu dan tidak sama;
- NKRI dan oramng Indonesia telah lama memperlakukan dan merusak gambar Allah, yaitu manusia Papua secara terus-menerus dan hal ini telah menyakiti hati Allah;
- NKRI dan orang Indonesia akan tersalurkan berkat-berkat rohani dan jasmani melalui West Papua
Penutup:
Salam Natal ialah Salam Damai!
Mari kita berdamai dengan diri sendiri kita!
Mari kita berdamai dengan sanak-keluarga kita!
Mari kita berdamai dengan tetangga dan kerabat kita!
Mari kita berdamai dengan kaum dan bangsa kita!
Bahkan
Mari kita berdamain dengan kaum dan bangsa lain!
Mari kita berdamai dengan mereka yang selama ini memusuhi, merendahkan, memaki, menyiksa, membunuh kita!
Itulah makna Raja Damai telah lahir di kandang yang hina!
Selain dari kita kita sedang bersandiwara! Tuhan tidak senang dengan sandiwara kit!
Siapa yang bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Siapa yang bernurani, hendaklah ia bertindak bijaksanak!
Siapa yang bernalar, hendaklah ia berpikir rasional, bahwa apa yang terjadi selama ini adalah salah, dan harus diperbaiki sendiri saat ini, sebelum orang lain datang memaksa kita untuk memperbaikinya!
Terpujilah nama YHWH! Glory! Glory! Glory! Halellujah! Halellujah! Halellujah! Amin! Amin! Amin!
Selamat Natal untuk Semua Yikwanak: Natal Mengajarku bahwa Pengorbanan adalah Jalan Kemuliaan
Pengorbanan Yesus
Yesus dimuliakan karena Ia rela berkorban, meninggalkan tahta-Nya di sorga, mengosongkan diri-Nya sebagai Tuhan sendiri, segala kemuliaan ditinggalkan. Setelah mengosongkan diri-Nya, Ia datang dikandung dalam kandungan seorang perempuan keturunan Adam yang berdosa.
Yesus juga datang ke tengah keluarga Yusuf yang adalah seorang tukang kayu. Ia tahu sebelum datang bahwa Ia akan dibesarkan dalam keluarga sederhana.
Yesus juga tahu bahwa Ia akan dilahirkan di kandang yang hina, kandang hewan, bukan tempat yang layak bagi manusia, akan tetapi tempat tinggal dan tempat-lahir hewan.
Yesus juga tidak tinggal aman di kandang hewan itu. Ia dilarikan dengan cepat keluar dari Nazaret karena Dia diancam dibunuh oleh Herodes, yang merasa diri terganggu oleh Raja lain yang telah lahir selain dirinya. Banyak anak-anak berusia 1-3 tahun mati dalam rangka mencari dan membunuh Yesus.
Ia kembali ke kempung halaman-Nya di Galilea setelah kabar meninggalnya Herodes.
Ia tinggal bersama orang tua, seorang tukang bangunan.
Pengorbanan Kita
Siapa saja yang membaca tulisan singkat ini, bilamana Anda pernah mengambil keputusan untuk kepentingan banyak orang, walaupun itu berakibat Anda harus lari ke hutan, dikejar-kejar oleh negara teroris Indonesia yang saat ini memiliki menter-menteri pro ISIS dan Jihad, dan dibunuh oleh tentara teroris TNI, Anda tidak merasa takut, Anda tidak merasa menyesal, Anda bersyukur dan terus melanjutkan perjuangan, maka kita sadar benar, bahwa apa yang terjadi hari ini, dalam kehidupan Anda dan saya, menyerupai apa yang dilakukan Yesus.
Siapa saja yang berpikir dan mengambil keputusan, baik yang terkecil apapun, maupun dalam skala besar, dan mengatakan, “Demi kepentingan bersama!”, atau “Demi kepentingan keluarga!” atau “Demi kepentingan suku” atau “Demi Kepentingan bangsa!” saya harus melakukan ini dan itu, walaupun saya tahu ini atau itu merugikan, membahayakan, mendatangkan banyak masalah, maka Anda berada dalam barisan Yesus Kristus yang lahir hari ini.
Hasil Pengorbanan
Hasil pengorbanan telah diketahui Yesus, yaitu manusia yang berdosa, yang telah dipisahkan dari Allah oleh karena dosa, yang berada dalam hukuman dosa dan maut harus ditebus dan dikembalikan kepada Allah. Kemudian di akhir dari semua-Nya Yesus akan dimuliakan di atas raja-raja dan akan memerintah sebagai Raja Damai semesta alam sepanjang masa.
Hasil yang hendak diraih para pejuang Papua Merdeka secara khusus dan para pejuang yang memperjuangkan kepentingan umum pada umumnya ialah hasil kemerdekaan, kebenasan, sukacita, kedamaian dan nama-nama kita tidak akan dilupakan dalam sejarah, dalam cerita-cerita, dan dalam doa-doa orang percaya dan masyarakat umum.
- Apa artinya hidup tanpa ini semua?
- Apa artinya saya lahir kalau tidak memperjuangan ini?
- Apa artinya kalau saya hanya sekolah, jadi PNS NKRI yang notabene negara yang dipenuhi penyembah berhala dan teroris?
- Dapatkah kita melihat manfaat pengorbanan kita untuk sebuah West Papua yang merdeka di luar NKRI: (1) bagi kerajaan Allah di dunia; (2) untuk kemuliaan nama Tuhan; (3) bagi orang Papua hidup selamat, aman dan damai?; (4) bagi segenap ciptaan untuk hidup di surga kecil yang jatuh ke bumi?
Oleh karena itu
Tetap fokus pada tujuan awal! Jangan terganggu oleh bisikan iblis, ayah segala dusta! Jangan terganggu dengan permainan NKRI yang adalah negara iblis! Jangan terganggu dengan apa-pun juga. Tetap fokus, teruslah berada di posisi berjuang! Kita bersama Yesus. Kita ada di jalur kereta api Yesus. Kita tidak salah arah! Kita tidak salah kereta!
Terpujilah nama YHWH, Allah yang mengaku diri, “Akulah Aku! TUHAN!”
Wologwe Yikwanak-Yikwanak Kinaonak, Yetur ekegerak pogom eruwok. Nit ninake mban konogo erit nogwe ti kole puwok. Ye ap nde ap inake ambe konogo erit nawok. Nit ninake mban konir nagun kenok, Yikwanak Mbakak yo’nagun! Yikwanak salah lahir! yo’niragun! Yikwanak Nebi! yugun.
Wone yigirak yi paga, Aber Ini one yokirage kenok, email erogo napi woranip: info@yikwanak.com.
wa! wa! wa!
Hello world! Ini Yikwanak dari Rimba New Guinea
Dari Rimba New Guinea, Yikwanak Kole mau sampaikan “Salam Hormat!”, “Salam Jumpa kembali!” dan “Salam juang!”
Banyak hal telah terjadi dalam kehidupan ini, yang membawa saya kepada posisi hari ini, sebagai seorang manusia, yang pernah dilahirkan ke muka Bumi ini, oleh seorang ibu bermarga Yikwa. Bagi kita semua yang dilahirkan dari kandungan seorang perempuan Yikwa, tentunya kita memiliki satu aliran darah, darah seorang perempuan Yikwa, yang selalu mengalir dalam kehidupan kita masing-masing.
Memang benar, kita juga membawa darah dari ayah kita masing-masing, tentu saja dengan demikian kita memiliki banyak marga, seperti Kogoya, Karoba, Tabuni, Wanimbo, Walela, dan sebagainya, kita tetap satu dalam kandung, yaitu dari kandungan seorang perempuan Yikwa.
Dengan dasar pemikiran berdasarkan realitas hukum alam yang mutlak ini, saya sebagai salah satu anak dari perempuan Yikwa yang telah memilih untuk bertindak membela hak asasi bangsa Papua dengan resiko yang tinggi, saya mengundang Anda sekalian, semua anak-anak perempuan Yikwa, untuk bersatu dalam pikiran, perasaan, dan perjuangan, sama dengan satu dalam kandungan dan aliran darah tadi.
Mari kita bekerjasama dalam membela hak asasi bangsa kita, tanah leluhur kita, keturunan kita, keluarga kita, anak-cucu kita.
Saya, Yikwana Kole, sebagai salah satu anak dari perempuan Yikwa, telah menjalani kehidupan ini, telah mengalami manis dan pahit, telah melewati berbagai rintangan yang mudah dilalui maupun yang sangat menantang untuk dilalui.
Saya, Yikwanak Kole, salah seorang anak dari perempuan Yikwa, mengundang kita semua, semua orang-orang Yikwanak di mana-pun Anda berada, untuk sadar dan sadar, bahwa kehidupan ini hanyalah sementara, kehidupan ini tidak akan lama, sama seperti bungan yang hanya segar di pagi hari, setelah itu akan layu, dan keesokannya harinya telah lenyap.
Saya, Yikwanak Kole, salah seorang anak perempuan Yikwa, mengundang kita semua anak-anak perempuan Yikwa, untuk berpikir dan bertindak sama seperti ibunda kita, yaitu perempuan Yikwa, yang selalu berani, selalu lantang, dan selalu bertindak, tidak memikirkan resiko dari perbuatannya. Ia selalu bertindak, dan bertindak, dan bertindak! Kita dilahirkan sebagai orang-orang besar, orang-orang Yikwanak, karena ibu kita yang begitus keras dan tegas, dan berani.
Anak-anak mereka seharusnya berani, tegas dan bertindak sesuai hatinurani, membela kebenaran dengan resiko apapun.
Untuk berkomunikasi selanjutnya, silakan email: kole@yikwanak.com
Pada Hari ini Saya Mengampuni Orang Indonesia….
Ya. saya mengampuni orang Indonesia, siapapun Anda
- Biarpun Anda telah berpikiran tidak perdulu terhadap bangsaku;
- Biarpun Anda telah membiarkan militer dan polisi Inodnesia bersikap kejam terhadap bangsa-ku;
- Biarpun Anda merasa gemas dan ganas melihat tuntutan bangsa Papua sebagai jalan keluar untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan NKRI dengan segala dampaknya terhadap kehidupan di pulau New Guinea bagian Barat;
- Walaupun Anda telah mengorbankan nurani demi yang disebut “nasionalisme” dan “kebanggaan duniawi”;
- Walaupun Anda telah mendoakan tentara Indonesia dan militer Indonesia yang dikirim ke Tanah Papua, yang nyata-nyata dilatih dan diperintahkan untuk membumi-hanguskan orang Papua di atas tanah leluhur kami sendiri;
- Walaupun saya tahu Anda selalu berdoa untuk keutuhan NKRI, tanpa perduli harga nyawa yang dikorbankan atas nama NKRI itu;
- Biarpun para pendeta ternama NKRI seperti Pdt. Gilbert Lumoindong, Pdt. Steven Tong, Pdt. Nicon N., dan pendeta lainnya di seluruh NKRI dan tidak pernah mendoakan penderitaan dan kematian orang Papua, yang adalah mayoritas orang Kristen;
- Biarpun, walaupun, …..
- Saya tidak perduli!
- Saya tidak mau berhitung!
- Saya merasa diwajibkan untuk mengampuni Anda semua!
Pengampunan ini tidaklah berarti membenarkan perbuatan-perbuatan Anda semua, pemerintah, pendeta, hamba Tuhan ataupun organisasi gereja di NKRI. Akan tetapi pengampunan ini saya berikan atas dasar Allah telah mengampuni saya dengan mengirimkan Anak-Nya yang tunggal itu, supaya saya yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Pengampunan itu tidaklah berarti saya setuju NKRI tetap ada di Tanah Papua dan membunuh orang Papua, akan tetapi sebaliknya, saya memenuhi kewajiban saya karena Yesus-pun mengampuni orang berdosa yang menyadari dosa dan salahnya di atas kayu salib dan menjanjikan Dia bersama dengan penyamun itu di Firdaus, pada waktu itu juga.
Pengampunan ini tidak juga berarti saya membenarkan dan mencintai NKRI, akan tetapi justru saya lakukan karena saya harus tunduk kepada perintah Firman Allah, “kasihliha musuh-Mu….”, dan “kasihilah sesamamu manusia, seperti dirimu sendiri.”
Yesus justru menyerukan “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu. Mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu…. jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu?
Injil Lukas 6: 27-36
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia 1 seperti dirimu sendiri.
Injil Matius 22:39
Saya mengampuni Indonesia bukan dalam rangka membenarkan perbuatan NKRI atas tanah dan bangsa Papua, akan tetapi agar membuka pintu-pintu berkat bagi bangsa Papua, bagi ras Melanesia, bagi suku dan marga saya dan bagi keluarga dan pribadi saya. Karena itulah satu-satunya jalan yang Roh Kudus bisikkan kepada saya
Saya mengampuni Indonesia! Ya, saya mengampuni orang Indonesia, semuanya, tanpa terkecuali.
- Ya, Tuhan, dan ampunilah dosa-dosa hamba-Mu,
- Ya, Tuhan, dan ampunilah dosa-dosa keluarga hamba-Mu,
- Ya, Tuhan, dan ampunilah dosa-dosa marga hamba-Mu,
- Ya, Tuhan, dan ampunilah dosa-dosa suku dan bangsa hamba-Mu,
- Ya, Tuhan, dan ampunilah dosa-dosa ras hamba-Mu,
Jangan pula bawa saya kepada pencobaan, tetapi lepaskan-lah saya daripada yang jahat. Karena Engkau yang mempunya kerajaan, dan kuasa dan kemuliaan! Sampai selama-lamanya. Amin.
Dalam nama Tringgal Allah, saya berdoa! Amin!
Pada Hari Paskah ini, Saya Sekali Lagi Mengasihi Anda Semua Tanpa Syarat
Dan Sebagai Bukti Kasih Itu Saya Nyatakan, “Saya Mengampuni Semuanya dan Segalanya”
Karena saya bertanggung-jawab dan berkewajiban melakukan hal ini dalam mensyukuri yang telah dilakukan Yesus Kristus di kayu salib, dan yang dilakukan Allah Bapa dengan mengirim anak-Nya yang tunggal itu supaya saya secara pribadi yang percaya tidak binasa melainkan saya beroleh hidup yang kekal, dan hidup bersama dengan Dia untuk selama-lamanya.
Siapapuan Anda dan di manapun kita berada, saya diperintahkan oleh Kasih Roh Kudus untuk mengampuni dan melupakan, dan akhirnya memberkati Anda, siapapun Anda, di manapun Anda berada, dengan kasih yang tulus dan kasih yang ikhlas, kasih yang tidak meminta balasan dan kasih yang tidak meminta perhatian dari siapapun, kapanpun di manapun juga.
- Kalau Anda pernah saya kecewakan
- Kalau Anda pernah saya sakiti
- Kalau Anda pernah saya abaikan
- Kalau Anda pernah saya benci
- Kalau Anda pernah saya ceritakan
- Kalau Anda pernah saya tertawakan
- Kalau Anda pernah saya dengan sengaja maupun tidak sengaja bertindak merugikan
- Kalau Anda pernah saya lakukan hal-hal yang tidak berkenan ….
Saya sedalam-dalamnya memohonkan kepada Anda untuk mengampuni.
- Karena saya telah mengampuni Anda
- Karena saya telah melupakan apapun yang Anda lakukan terhadap saya
- Karena saya telah telah mengucapkan berkat buat Anda
TIDAK HANYA ITU……
Sebab Dia hidup, Ada hari esok
3 Alasan Saya Percaya Papua telah Merdeka
Ada tiga alasan saya percaya Papua telah merdeka.
1. Alasan UUDS
Alasan yang pertama ialah karena Wet Papua telah memiliki Undang-Undang Dasar (UUD) yang saat ini disebut Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS), dan dijalankan untuk sementara waktu oleh Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) yang bertindak sebagai Presiden Sementara/ Interim President.
Siapapun di dunia ini, kalau mau membuat negara, maka pasti memiliki UUD. Perjuangan bangsa Papua selama ini tanpa memajukan dan mempraktekkan UUD yang jelas adalah kelemahan terbesar dan bisa dikatakan kesalahan fatal para pejuang kemerdekaan West Papua.
Siapapun tahu persis, di mana-pun berlaku demikian, bahwa sebuah negara-bangsa modern harus didirikan di atas Undang-Undang. Tidak ada negara-bangsa modern tanpa UUD. West Papua telah berhasil memiliki UUDS.
Dan yang lebih penting daripada sekedar memiliki UUDS ialah bahwa Undang-Undang dimaksud mendapatkan legitimasi dari rakyat Papua dan ditetapkan menurut prosedur demokrai dan hukum yang formal. Dalam hal ini UUDS kini ditetapkan dalam Sidang Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTT-LB) ULMWP di Port Numbay pada 28 November 2020. Penetapan UUDS disahkan oleh Tiga Fraksi Pendiri ULMWP, yaitu Fraksi PNWP (Parlemen Nasional West Papua), Fraksi WPNCL (West Papua National Coalition for West Papua) dan Fraksi NFRPB (Negara Federal Republik Papua Barat).
2. Alasan Pemerintah Yang Eksis
Alasan yang kedua karena UUDS yang dimaksud di atas, yang dijalankan oleh ULMWP sebagai Provisional Government ini memiliki kepemimpinan yang jelas dan kepemimpinan yang up-to date, memiliki profile dari sisi para pejabat dan kegiatan dan organisasi yang modern dan profesional.
West Papua telah memiliki sejumlah Konstitusi dengan sejumlah nama negara. Akan tetapi sejauh ini hanya satu saja pemerintahan yang ada, yaitu Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB). NRFPB memiliki UUD, kabinet dan pemerintahan yang masih berjalan sampai dengan hari ini. Selain daripada itu, tidak ada satupun pemerintah yang nampak dan berkampanye secara aktiv dan nyata untuk Papua Merdeka.
Kita kenal Konstitusi 1 Juli 1971 (Prai – Roemkorem), tetapi tidak banyak orang mengetahui konstitusi dimaksud dan para pejabat pemerintahannya telah tidak berjalan dan tidak ada pejabat-nya yang tampil sebagai pemimpinnya.
Kita juga mengenal Proklamasi 14 Desember 1988 akan tetapi tidak ada wujud nyata di lapangan hasil dari proklamasi dimaksud. Masih banyak dipertanyakan apakah NFRPB adalah wujud penjelmaan terakhir dari Negara Melanesia Barat yang diproklamirkan Dr. Thom Wapai Wainggai atau tidak.
Proklamasi 27 November di Brussel of Michael Kareth juga tidak nampak sampai baru-baru saja bermunculan di Youtube dan facebook.com mengkleim diri sebagai pemerintah saha Negara Republik West Papua New Guinea.
Dibandingkan semuanya, ULMWP adalah penjelmaan dari dua aliran besar perjuangan Papua Merdeka, yaitu antara kelompok Bintang-14 dan Kelompok Bintang-1, yang bersatu dalam ULMWP, membentuk organisasi dan kini membentuk pemerintahan.
3. Alasan Dukungan Regional
Alasan ketiga, ternyata terbukti terbalik, isu dan gosip yang disebarkan NKRI dan antek-anteknya di dalam ULMWP sendiri bahwa proklamasi UUDS dan pembentukan pemerintahan sementara akan membuat dukungan dari negara-negara di Melanesia akan ditarik dan dengan demikian akan mengalami kemunduran kampanye Papua Merdeka.
Ternyata apa?
Buktinya Vanuatu yang pertama-tama mengucapkan selamat dan sukses. Perdana Menteri Bob sendiri yang mengirimkan Surat Selamat kepada Presiden Sementara West Papua.
Buktinya negara-negara Melanesia semua yang bersatu dalam Pacific Island Forum (PIF) mendorong Komisi HAM PBB untuk mengunjungi West Papua. Buktinya negara-negara Melanesia mengaku banggsa atas kemajuan yang telah dilakukan ULMWP.
Pejabat Melanesia di berbagai forum internasional telah memperkenalkan pemerintah West Papua kepada mereka dan sekarang pemerintah West Papua telah disambut dengan panggilan-panggilan resmi sebagai pemimpin Negara West Papua.
Pertanyaan: Kapan NKRI Mengakui ?
Jawabnya sederhanya. NKRI adalah pihak yang menjajah West Papua, oleh karena itu NKRI tidak akan pernah mengakui kemerdekaan West Papua, tidak akan pernah mengakui eksistensi UUDS dan pemerintah West Papua.
Jadi bagi orang Papua yang mencari muka dan mengharapkan solusi West Papua dari NKRI ialah sama dengan mengharapkan lucifer tiba-tiba berubah menjadi Mikail, siang tiba-tiba diharapkan menjadi malam, terang tiba-tiba diharapkan menjadi gelap.
CARA membela KEBENARAN tidak dengan mencari KESALAHAN! Apalagi membahas KESALAHAN!
Sama persis dengan menerangi suatu tempat tidak dengan mencari-cari gelap, akan tetapi dengan membawa terang, maka kegelapan itu dengen sendirinya akan lenyap.
Oleh karena itu melihat kebenaran dengan cara mendaftarkan dan menyoroti kesalahan, atau apa yang dianggap salah adalah cara jitu mengotori dan menyalahkan diri sendiri.
Karena orang kebenaran tidak pernah dan tidak dapat bersatu dengan kesalahan dan kebenaran tidak pernah mengenal apalagi membahas kesalahan.