Tag Archives: Grandmaster Mantak Chia

Aku Telah Menjadikan Mengampuni dan Melupakan sebagai Makanan Pokok (2)

Komentar untuk “Inner Smile”

Dengan praktek “Inner Smile” kita belajar untuk menyampaikan “senyum” kepada seluruh organ penting di dalam tubuh kita: Senyum kepada (1) jantung; (2) paru-paru; (3) liver atau hati; (4) perut dan usus; (5) buah pinggang. Sebagai puncak, kita senyum kepada alat vital atau organ seks kita.

Inner smile punya prinsip dasar dalam kalimat sederhana saya,

Tersenyumlah kepada dunia, maka dunia akan tersenyum kepadamu

Teorinya sangat sederhana. Senyum ada dalam diri saya, bersumber dari diri saya. Dia tidak dijual-beli, tetapi dapat ditukar-balik, saya tersenyum, maka dia siapapun dia akan tersenyum kembali.

Anak kecil yang kita tidak kenal dan dia tidak mengenal kita saja, bilamana kita tersenyum, kemungkinan besar ia akan tersenyum kembali.

Apalagi organ tubuh kita sendiri, bila kita tersenyum kepadanya, pasti sekali dia akan tersenyum kembali.

Kalau organ kita sudah terbiasa kita ajarkan tersenyum, maka dunia-pun yang mengelilingi kita, mendiami kita, akan tersenyum.

Praktek “Inner Smile”

Prakteknya seperti ini.
  1. Duduklah dengan posisi tenang.
  2. Tenangkan pikiran dan hati
  3. Bawa fokus perhatian ke dalam tubuh sendiri.
  4. Arahkan pikiran ke bagian-bagian tubuh sendiri: dari rambut, kepala, telinga, mata, hidung, mulut, gigi, lengan, tangan, sampai ke ujung kaki. Secara perlahan cek mereka masing-masing.
  5. Tenangkan mulut, lepaskan tekanan yang ada di antara gigi atas dan gigi bawah. Longgarkan dagu
  6. Secara perlahan, tutup mata, sampai mata tertutup rapat.
  7. Apa-pun yang terjadi di sekeliling, biarkan mereka terjadi sesuai kejadiannya masing-masing. Kita tidak berusaha mengontrol, menilai, mengomentari apalagi mengatur kejadian-kejadian di sekitar, tetapi kita mau menerima semuanya sebagaimana adanya.
  8. Mulai-lah tersenyum. (Ingat bukan tertawa, tetapi tersenyum).
  9. Mulailah tersenyum kepada jantung.
  10. Lalu tersenyum kepada paru-paru
  11. Lalu tersenyum kepada perut dan usus
  12. Kemudian tersenyum kepada buah pinggang, (dua buah, di bagian belakang bawah)
  13. Tersenyum kepada liver atau hati, di dekat buah dada sebelah kanan atas.
  14. Tersenyum kepada organ seks Anda.
  15. Perlahan-lahan tersenyumlah kepada mereka bolak-balik, naik-turun, berulang-ulang.
  16. Dengan santai dan tenang. Lakukanlah praktek ini kapan saja anda merasa mau dan tertarik.

“Inner Smile” untuk Mengampuni dan Melupakan

Hanya dengan bersenyum kepada diri sendiri, bersenyum kepada organ-organ vital dalam tubuh kita, kita telah bersenyum kepada dunia. Dan dengan demikian, dunia pasti bersenyum kepada kita. Dan semua orang pasti tahu, pasti-lah ada kedamaian dan keceriaan di mana dunia saling bersapa dengan senyum.

Dalam dunia ini kita kenal kosmik ini ada yang makro dan ada yang mikro. Tubuh kita sendiri ialah kosmik mikro dari dunia yang diwakiliknya, yaitu dunia dan semesta alam, yang disebut kosmik makro.

Ada praktek Orbit Kosmik Makro dan Orbit Kosmik Mikro yang diajarkan tetapi saya bahas hal ini dalam situs Universal Healing Tao Sstem.

Dalam interaksi senyum antara diri sendiri dengan organ tubuh sendiri, akan tercipta suasana cinta-kasih dan saling menghargai di antara organ kita sendiri. Dengan menciptakan suasana damai di dalam organ tubuh sendiri akan mendatangkan kedamaian dan ketenangan di alam sekitar, bersama orang-orang sekitar.

Dengan bersenyum kita sudah memulai suatu proses perdamaian, netraliasi dan penjinakan atas berbagai potensi yang merusak energi di dalam keseluruhan tubuh kita.

Dengan demikian, apapun yang sedang datang dan pergi, sedang masuk dan keluar, sedang merasuk dan mengusik, semuanya akan ternetralisir sendiri.

Senyum adalah obat yang mujarab untuk menetralisir dan mengamankan semuanya.

Saat Anda marah, tersinggung, merasa tidak senang, merasa apa saja yang negatif terhadap siapapun, suami-isteri, teman, sesama, tetangga, biasakanlah diri bersenyum, yaitu pertama bersenyum kepada diri sendiri, bersenyum kepada organ tubuh sendiri.

Dari situ sudah mulai tercipta ruang untuk mengampuni dan melupakan. [bersambung …]

Aku Telah Menjadikan Mengampuni dan Melupakan sebagai Makanan Pokok (1)

Catatan Pembuka

Sejak saya menjadikan “mengampuni dan melupakan” sebagai makanan pokok setiap hari, khususnya setiap akhir hari saya, maka saya telah temukan banyak hal. Yang pertama dan utama ialah “kedamaian bathin dan jiwa”.

Kedamaian yang saya maksudkan di sini ialah “berdamai dengan diri sendiri”, bukan dengan pihak lain.

Pesan untuk selalu mengampuni dan melupakan saya dapatkan dari Grandmaster Mantak Chia dalam praktek Universal Healing Tao System (UHTS) yang saya dapatkan dari beliau. Dalam praktek utama, Grandmaster Mantak Chia mengajarkan dua praktek dasar, yaitu (1) Inner Smile; dan (2) Six Healing Sounds.

Selain Mantah Chia, saya juga telah belajar jauh sebelumnya dari ajaran Alkitab yang menyatakan kita harus mengampuni dan menyelesaikan masalah dengan saudara sesama manusia sebelum matahari terbenam dan sebelum kita mempersembahkan korban sesuatu kepada Tuhan.

Di samping itu, tulisan ini dipicu oleh ucapan Perdana Menteri Papua New Guinea Peter O’Neill sebagai pesan Tahun baru 2019, yang telah berulang-kali saya kutip di mana-mana. Sejak diucapkan oleh Peter O’Neill, persoalan mengampuni dan melupakan menjadi praktek yang saya lakukan setiap saat. Dan kini saya sudah berupaya untuk menjadikannya sebagai “makanan pokok”.

Menjadikan “mengampuni dan melupakan” sebagai “makanan pokok”, artinya tanpa itu saya tidak bisa hidup, dan oleh karena itu saya hidup harus dengan mengampuni dan melupakan, setiap saat, tanpa alasan, tanpa kompromi.

Saya bertekad menjadikan cinta-kasih yang “mengampuni dan melupakan” sebagai makanan pokok saya menjadi lebih besar, lebih berkuasa, lebih banyak, lebih nikmat daripada kebencian, kecurigaan, gosip, saling mencurigai, saling menceritakan, saling tidak percaya, dan saling mendendam.

Saya tidak bisa membayangkan sama sekali, bagaimana suatu kehidupan yang tanpa mengampuni dan tanpa melupakan apa yang telah saya ampuni. Saya yakin, seyakin-yakinnya, pertama-tama saya tidak akan pernah masuk ke dalam kerajaan Sorga, karena saya tahu persis secara pribadi, bahwa saya telah menjadi anak Allah, dan saya punya jaminan pasti masuk surga, hanya dengan modal kasih-sayang yang telah mendatangkan “pengampunan dosa” buat saya.

Ini bukanlah pilihan pikiran dan akal sehat. Rasionalisai tidak punya tempat di sini. Yang saya bicarakan ialah persoalan perasaan dan hati-burani, yang telah Tuhan tempatkan dalam diri saya, dalam jiwa yang saya kandung dalam tubuh ini.

Karena dengan mengambpuni dan melupakan, saya telah mendapatkan damai sejahtera yang sesungguhnya, yang sepenuhnya dan memuaskan. [bersamung…]

Situs Anaknya Perempuan Yikwa