“The ultimate tragedy is not the oppression and cruelty by the bad people but the silence over that by the good people.” ― Martin Luther King Jr.
Category: FIlsafat Modern
Sama persis dengan menerangi suatu tempat tidak dengan mencari-cari gelap, akan tetapi dengan membawa terang, maka kegelapan itu dengen sendirinya akan lenyap.
Oleh karena itu melihat kebenaran dengan cara mendaftarkan dan menyoroti kesalahan, atau apa yang dianggap salah adalah cara jitu mengotori dan menyalahkan diri sendiri.
Karena orang kebenaran tidak pernah dan tidak dapat bersatu dengan kesalahan dan kebenaran tidak pernah mengenal apalagi membahas kesalahan.
Forgiveness: Don’t go to bed without it!
Releasing anger and irritation before the sun goes down is a mercy worth ritualizing 28) Create a short end-of-day ritual to ask for (and extend) forgiveness with those you live with. “Do not let the sun set on your anger” (Eph. 4:26). — 56 Ways to Be Merciful During the Jubilee Year of Mercy Women’s magazines are always… Continue reading Forgiveness: Don’t go to bed without it!
(Racun) Populisme, Politik Identitas, dan Jalan Panjang Demokrasi
Jakarta – DetikNews Judul Buku: Populisme, Politik Identitas, dan Dinamika Elektoral: Mengurai Jalan Panjang Demokrasi Prosedural; Penulis: Burhanuddin Muhtadi, Ph.D, Penerbit: Intrans Publishing, Malang, Maret 2019; Tebal: xxiv + 304 Halaman Setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden serta para calon legislatif perlahan menunjukkan konfidensi popularitasnya di mata publik pemilih, terkhusus menjelang detik-detik pencoblosan. Setiap dari mereka sudah sejak… Continue reading (Racun) Populisme, Politik Identitas, dan Jalan Panjang Demokrasi
Jadi sebenarnya tidak ada “Tahun Baru”. Alasan paling sederhana ialah bahwa “waktu” tidak pernah berlalu, waktu tidak pernah lewat, waktu tidak pernah pergi, waktu tidak pernah meninggalkan kita. Waktu selalu ada, dari kemarin, hari ini, sampai selama-lamanya.
Yang datang dan berlalu justru semua yang hidup, semua yang ada di jagatraya ini datang dan pergi. Kedatangan dan kepergian itu disaksikan oleh “waktu”, yang tidak pernah menjadi lama dan tidak pernah menjadi baru itu.
Sebenarnya juga bukanlah datang dan pergi tetapi berubah wujud, dari tidak nampak menjadi nampak, dari angin menjadi cairan, dari cairan menjadi padat, dari pada mencair lagi, dari cairan menguap menjadi uap lagi, dari padat terbakar menjadi uap lagi, kembali menjadi bibit lagi.
Maka sebenarnya yang berubah bukanlah waktu. Waktu justru menjadi penonton setia.
Waktu tidak pernah terpengaruh oleh apapun yang terjadi di muka Bumi, di dalam kehidupan siapapun, dan apapun. Dia ada, berjalan, berputar, dalam siklusnya sesuai aturan hukum alam universal yang berlaku.
Oleh karena itu, setiap manusia hari ini yang punya otak sehat, seharusnya bertanya secara akal sehat,
- Mengapa ada waktu-waktu dibagi menurut detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad?
- Mengapa ada waktu dipetak-petak menjadi hari raya dan hari baru, hari lama?
- Mengapa hari-hari itu dirayakan?
Does hiding a truth constitute lying?
PENJELASAN AWAL Saudara-saudara keluarga besar Yikwanak.com di manapun Anda berada. Ada pelajaran penting yang saya dapat hari ini tanggal 6 November 2018. Pada hari ini saya sedang membuat teman-teman WordPress untuk kepentingan pribadi. Tema-tema yang saya kembangkan punya beberapa tambahan yang saya mau lakukan, yang sering saya dapati di Internet, khususnya di situs stackoverflow.com, akan tetapi… Continue reading Does hiding a truth constitute lying?
Konsep Waktu dalam Filsafat dan Sains (1)
Semua orang merasakan waktu, tetapi kebanyakan tidak mempertanyakan hal itu karena mereka mengalami setiap hari dan sangat intim (Fraser, 1987: 17-22). Jika kita ingin memahami sifat waktu, maka renungkanlah pertanyaan-pertanyaan mendasar ini: • Apakah waktu benar-benar nyata? • Bisakah kita menghentikannya? • Bisakah kita membalikkannya? • Apakah aliran waktu bersifat universal, atau hal itu hanya… Continue reading Konsep Waktu dalam Filsafat dan Sains (1)