Metafisika Misteri Ruang dan Waktu

TEORI Albert Einstein, mengatakan bahwa dalam perhitungan-perhitungan ilmiah, manusia tidak hanya berurusan dengan tinggi, lebar dan panjang; melainkan juga dengan satu dimensi lain, yaitu waktu. Hidup ini terasa lama karena manusia terikat oleh ruang dan waktu dan terikat pada pola Logika Manusia. Padahal, di dalam kontek Logika Tuhan, maka sebenarnya hidup manusia hanya “satu detik” saja.

Ketika Tuhan masih sendiri, maka ruang dan waktu belum ada. Jadi, Tuhan tak terikat oleh ruang dan waktu. Maka ketika Tuhan berfirman “kun fayakun”, maka jadilah semuanya dan mulai berproses. Tidak hanya alam semesta yang diciptakan, melainkan juga ruang dan waktu. Tuhan menciptakan alam semesta tanpa terikat oleh ruang dan waktu.

Menurut Logika Tuhan, maka konsep ciptaan Tuhan adalah sekaligus. Tidak satu persatu.Tidak menciptakan ruang ,kemudian menciptakan matahari,kemudian menciptakan bulan,kemudian menciptakan bumi,kemudian menciptakan bintang dan seterusnya. Berdasar logika ini, maka sorga dan Nabi Adam serta neraka sudah ada sejak awal penciptaannya.Itulah Logika Tuhan.

Apakah ruang itu?

Secara ilmiah, ruang adalah tempat di mana benda-benda berada. Terikat oleh panjang,lebar,tinggi dan luas. Kalau Anda berada di kamar tidur, maka kamar tidur itulah ruang. Kalau Anda di dalam gerbong kereta api, maka gerbong itulah ruang. Kalau Anda jadi astronout, maka angkasa adalah ruang.

Misteri ruang

Ada misteri logika tentang ruang. Kita sering mendengar kalimat “langit yang tak terbatas” dan “langit berkembang terus”. Kalau tak terbatas, lantas sampai di mana batas langit? Kalau langit berkembang terus, berkembang ke arah mana? Adakah langit di atas langit? Adakah ruang kosong sesudah langit? Bagaimana bentuk fisik ruang? Logika Manusia tak mampu menjawabnya sebab itu merupakan wilayah Logika Tuhan.

Apakah waktu itu?

Klau Anda berangkat dari rumah pukul 07:00 WIB dan sampai di kantor pukul 09:00 WIB, maka Anda menempuh waktu 2 jam. Itulah waktu, yaitu perpindahaan saat ke saat yang lain.

Misteri waktu

Namun, bagaimana bentuknya waktu? Bagaimana warnanya waktu? Logika Manusia tak mampu menjawabnya. Ini wilayah Logika Tuhan.

Konsekuensi ruang dan waktu

Kalau Anda meninggal pada usia 80 tahun, maka Anda akan mengatakan hidup Anda cukup lama. Namun bagi Tuhan, 80 tahun itu sama dengan “satu detik”.Tidak lama. Lama menurut manusia tidak lama menurut Tuhan.

Konsekuensi terikat oleh ruang dan waktu, maka segalanya akan mengalami proses. Dari tumbuh, berkembang menjadi mati. Dari baik menjadi tidak baik atau rusak. Dulu tampan berubah menjadi ompong peot. Dulu cantik menjadi tidak cantik.

Hidup di ruang angkasa

Itu kalau Anda hidup di bumi yang terikat oleh hukum gravitasi yang membuat proses penuaan dan kehancuran menjadi lebih cepat. Namun, jika Anda tinggal di planet yang terjauh dari bumi, di sebuah galaksi lain yang jauh dari bumi, maka ruang dan waktu mempunyai kualitas yang berbeda. Manusia bisa awet muda dan waktu berjalan terasa begitu lambat. Ketika saudara Anda di bumi telah berusia 100 tahun, maka di planet terjauh itu umur Anda baru 50 tahun atau bahkan 25 tahun.

Tidak terikat ruang dan waktu

Artinya, semakin kita menjauh dari bumi, maka kita semakin melepaskan diri dari ruang dan waktu. Dengan kecepatan cahaya, kita akan sampai ke langit terjauh. Jauh,jauh dan di luar ruang dan waktu adalah ruang dan waktu abadi yang sebenarnya tak terikat oleh ruang dan waktu. Ada yang mengatakan itulah sorga dan neraka. Dimensinya sangat berbeda dengan dimensi kehidupan di bumi. Dan Logika Manusia tak mampu menjangkaunya.

Kesimpulan

1.Dengan demikian, tidak benar bahwa Siti Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam. Sebab,Tuhan menciptakan alam semesta dan seisinya sekaligus.

2.Juga, tidak benar Tuhan menciptakan alam semesta dalam kurun waktu tujuh hari tujuh malam, sebab Tuhan menciptakan ruang dan waktu dan tak terikat oleh ruang dan waktu.

3.Bahkan, tidak benar Tuhan menciptakan manusia dari tanah, udara,api ataupun cahaya sebab Tuhan tak menciptakan sesuatu dari sesuatu yang sudah ada.

Kesimpulan khusus

1.Konsep citaan manusia yaitu dari sesuatu yang ada menjadi ada yang lain (from beingness to another beigness). Misalnya, dari kayu menjadi kursi. Dari benang menjadi kain. Dari air menjadi es. Dari ide menjadi kenyataan. Manusia tak mungkin menciptakan sesuatu dari sesuatu yang tidak ada.

2.Konsep ciptaan Tuhan yaitu dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada (from nothingness to beingness). Misalnya,dari tak ada ruang dan waktu menjadi ada ruang dan waktu. Dari tak ada manusia menjadi ada manusia. Dari tak ada Nabi Adam dan Siti Hawa menjadi ada Nabi Adam dan Siti Hawa. Dari tak ada sorga dan neraka menjadi ada sorga dan neraka. Namun, semua ciptaan Tuhan terjadi sekaligus. Tidak satu persatu.

“Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya, tentulah mereka berkata: “Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang orang yang kena sihir.” (QS: Al Hijr 14-15)”

Jadi, hidup manusia yang katanya hidup 100 tahun menurut Logika Manusia, sebenarnya hanya “satu detik” menurut Logika Tuhan.

Sumber gambar: husnulyakin.wordpress.com

 

Hariyanto Imadha