Loading, please wait...
 

Archives by date

You are browsing the site archives by date.

 results 1 - 1 of about 1 for April 21st, 0218 . (0.409 seconds) 

 🡩

Bahasa Mengandung “Amonggar”, Jadi Berbahasa Artinya Menyuarakan “Monggar” Itu

Saya harus menggunakan “Monggar” dan “Amonggar” karena saya tidak punya kata-kata dalam bahasa Melayu versi Indonesia nntuk mengungkapkan apa yang saya maksud. Saya mau katakan “roh”, tetapi tidak, karena yang saya maksud bukan roh. Saya mau katakan “nyawa”, tetapi juga bukan. Seharusnya saya katakan “jiwa”, tetapi apa bedanya dengan “nyawa”? Akhirnya saya gunakan ‘monggar’ dan ‘amonggar’ karena saya bisa rasakan secara alam kesadaran apa artinya kata-kata ini.

Pada saat saya berhabasa Melayu versi Indonesia, saya akan lebih condong berbicara ke arah logat-logal daerah tertentu. Saat saya mencoba Melayu-Malaysia, saya akan condong ke logat lain lagi. Pada saat saya berbahasa Melayu-Indonesia dengan orang Jawa, saya akan mengeluarkan “monggar” tidak sama dengan pada saat saya bicara dengan sesama orang Papua, dan berbeda juga dengan saat saya bicara dengan sesama suku/ bahasa ibu.

Lebih jauh lagi, pada saat saya berpikir dalam bahasa Melayu-Indonesia, tanpa sadar atau tidak, tanpa diakui atau tidak, terima atau tidak, saya sebenarnya berpikir menurut logika pemilik dan pengguna bahasa itu. Saya pikir saya sedang melakukan sesuatu untuk suatu hal, tetapi sebenarnya saya sedang bermain-main di dalam “monggar” Melayu-Indonesia. Sama halnya pula, saat saya berbicara dalam bahasa Inggris, pola pikir, alur cerita, cara saya memulai kalimat dan cara saya memilih kata juga berubah total. Apa lagi saat saya berbicara atau menulis dalam bahasa ibu saya, jelas-jelas saya akan menuturkan kalimat dan memilih kata-kata yang tidak sama dengan yang saya lakukan dalam bahasa Inggris atau Indo-Melayu.

Saya juga pernah bertemu dan bercakap dengan orang Malaysia. Saya paham apa yang dia maksud. Saya juga pernah bekomunikasi dengan beberapa orang imigrasi di Malaysia, saat saya dicegat seperti saya sudah kisahkan.

Yang saya mau katakan di sini, untuk “decolonize” pemikiran atau untuk merevolusi mentalitas kita, sebenarnya yang pertama-tama bahasa kita harus merubah bahasa kita dari bahasa kedua dan ketiga ke bahasa pertama. Alasannya mudah, karena di dalam bahasa ibu itulah “ninamonggar” terletak dan terlahir, dan kita akan kembali kepada “monggar’ itu setelah kita mati. Oleh karena itu expresikan-lah diri kita dengan “monggar” itu, supaya kita kelihatan asli, jujur, transparan, apa-adanya, yaitu fiolsofi hidup orang Koteka, di pulau New Guinea.

Saya tahu dan sengaja, saya tulis ini untuk dibaca oleh orang Koteka saja, sehingga saya menghindari mengartikan kata-kata bahasa Ibu saya. Wa, wa wa!

Sumber: http://yikwanak.com/blog/2018/bahasa-mengandung-amonggar-jadi-berbahasa-artinya-menyuarakan-monggar-itu.html/

 ‡ amonggar, Bahasa Ibu, Indo-Melayu Length: [404] words., and modified on: December 11th, 2021.
Copyright © 218-2024 - Twenty Fourteen - 2014 AutoGrids 06.